Umumnya, setiap sekolah di Jepang melarang siswa untuk mengecat rambut, namun bagaimana jika ada murid memiliki warna rambut yang berbeda? Baru-baru ini, anggota Dewan Pendidikan Metropolitan Tokyo berdiskusi tentang apakah sudah waktunya menyingkirkan beberapa aturan sekolah yang masih diberlakukan di beberapa institusi.
Salah satu kontroversi terbesar adalah seputar sekolah yang mengharuskan siswa untuk mengecat rambut jadi hitam, agar menciptakan tampilan yang seragam.
Musim semi jadi awal tahun ajaran di Jepang, dan selama tahun ajaran 2021 tujuh sekolah menengah umum di Tokyo masih mewajibkan siswa dengan rambut non-hitam alami untuk mewarnai rambut menjadi hitam. Tapi, untuk tahun ajaran 2022 yang akan dimulai, aturan tersebut telah sepenuhnya dihapuskan, dan tidak lagi berlaku di sekolah menengah.
Selain itu, dilansir dari Soranews24, 13 sekolah menengah yang memiliki aturan tentang warna pakaian dalam yang harus dikenakan siswa akan dikembalikan kembali ke siswa lagi. Aturan itu sebelumnya dibuat untuk mencegah pakaian dalam siswa terlihat dibalik seragam mereka.
Kembali ke peraturan rambut, 24 sekolah yang sebelumnya melarang gaya undercut, di mana anak laki-laki mencukur pendek rambut mereka di samping dan lebat di atas, telah menyingkirkan aturan tersebut.
Reformasi peraturan ini dilakukan setelah satu tahun peninjauan aturan sekolah yang dilakukan oleh dewan, mencakup wawancara dan diskusi dengan kelompok siswa, pendidik, dan orang tua. “Ini adalah perkembangan yang luar biasa, dan sangat disesalkan karena butuh waktu lama untuk bisa terealisasi,” kata anggota dewan pendidikan Kaori Yamaguchi. Sentimen itu digaungkan oleh sesama anggota Yuto Kitamura, yang menambahkan “Penting untuk menghormati lingkungan di mana siswa dapat berpikir secara mandiri dan membuat keputusan sendiri. Saya merasa ini adalah langkah besar ke arah itu.”
Perlu digaris bawahi bahwa sekolah tidak lagi memaksa siswa dengan rambut alami non-hitam untuk mewarnainya menjadi hitam bukan berarti bahwa siswa yang memiliki rambut hitam alami diperbolehkan mewarnainya dengan warna lain. Karena itu, 20 sekolah menengah atas pada tahun 2022 masih akan menerapkan sistem di mana siswa dengan rambut non-hitam alami menyerahkan jigi shomeisho, atau sertifikat rambut alami ketika tidak mewarnai rambut mereka menjadi hitam.