Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang sedang mempertimbangkan untuk menggratiskan biaya persalinan normal dengan memasukkan biaya tersebut ke dalam sistem asuransi kesehatan masyarakat mulai tahun April 2026. Inisiatif ini bertujuan untuk meringankan beban keuangan keluarga dan mengatasi penurunan angka kelahiran di Jepang.
Saat ini, persalinan normal tidak ditanggung oleh asuransi publik, yang menyebabkan perbedaaan biaya yang signifikan di tiap daerah. Misalnya, pada tahun fiskal 2022, biaya persalinan rata-rata adalah sekitar 482.000 yen, dengan rata-rata Tokyo sekitar 600.000 yen dan Prefektur Kumamoto sekitar 360.000 yen.
Meskipun pemerintah telah meningkatkan tunjangan persalinan sekaligus dari 420.000 yen menjadi 500.000 yen pada bulan April 2023, banyak keluarga masih mengeluarkan uang mereka sendiri, terutama di daerah perkotaan di mana biaya persalinan sering melebihi tunjangan tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menetapkan standar biaya nasional untuk layanan persalinan dan menghapuskan pembayaran bersama sebesar 10-30% untuk persalinan normal. Namun, layanan tertentu, seperti anestesi epidural, mungkin tetap dikenakan biaya tambahan, karena dianggap sebagai prosedur medis elektif dan bukan prosedur medis esensial
Sebuah rapat ahli yang terdiri dari dokter spesialis kebidanan, dokter kandungan, pejabat pemerintah daerah, dan perwakilan dukungan pengasuhan anak mulai berdiskusi pada tanggal 26 Juni 2024, untuk menentukan cakupan asuransi yang diusulkan.
Kementerian berencana untuk melakukan survei terhadap fasilitas persalinan untuk menilai layanan dan struktur biaya, yang bertujuan untuk menyelesaikan keputusan pada akhir tahun fiskal
Meskipun proposal ini bertujuan untuk membuat persalinan lebih mudah diakses, beberapa institusi medis menyatakan keprihatinannya bahwa biaya yang terstandardisasi mungkin tidak dapat menutupi biaya operasional, sehingga berpotensi mengurangi layanan kebidanan, terutama di daerah pedesaan. Antara tahun 2006 dan 2022, jumlah fasilitas yang menawarkan layanan persalinan menurun sekitar 40%, sehingga menyoroti perlunya implementasi sistem baru yang cermat.