Proses pembuatan sake tradisional dari Jepang, telah resmi masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada Rabu (04/12) lalu. Pengetahuan dan keterampilan tradisional ini digunakan untuk fermentasi beras dan bahan-bahan lainnya dengan cetakan koji. Proses ini merupakan metode yang unik karena beberapa jenis fermentasi dilakukan dalam satu bejana.
Mengutip dari Kyodo, proses pembuatan sake tradisional menjadi entri Jepang ke-23 setelah direkomendasikan oleh delegasi Jepang untuk UNESCO sebagai kehadiran budaya yang penting dalam masyarakat Jepang. Minuman tradisional beralkohol di Jepang ini sangat penting untuk acara tradisional seperti ritual, pernikahan, dan berperan dalam persatuan masyarakat.
Pernama Menteri Shigeru Ishiba menyambut baik atas pencapaian ini dan mengungkapkan bahwa pembuatan shochu dan sake adalah teknik yang dapat dibanggakan di dunia. “Kami mewariskannya pada generasi berikutnya dan menggunakan kesempatan ini untuk mempromosikan daerah dan memperluas bisnis ke luar negeri,” ujarnya.
Marika Tazawa selaku pemilik agen perjalanan yang menyediakan layanan tur ke pembuatan sake di Prefektur Nagano juga menuturkan rasa bahagianya. “Ini menjadi dorongan kuat bagi industri. Saya harap akan lebih banyak pengakuan dan peningkatan status.”
Minuman beralkohol Awamori yang diproduksi di Prefektur Okinawa menjadi yang tertua di Jepang dengan mewarisi metode dari Kerajaan Ryukyu sejak 600 tahun yang lalu.
Pemerintah Jepang telah mendaftarkan proses pembuatan shochu tradisional ke UNESCO sejak 2022 lalu. Selain shochu, sake, awamori, serta mirin merupakan minuman beralkohol yang dibuat dengan metode tradisional.