Sebuah organisasi yang berbasis di Kyoto pada hari Kamis (12/12) memilih kanji kin atau kane, yang berarti emas atau uang sebagai satu-satunya huruf Tiongkok yang paling sesuai dengan suasana sosial di Jepang tahun ini.
Pilihan tersebut mewakili kedua sisi isu: prestasi “emas” atlet Jepang di Olimpiade dan Paralimpiade di Paris, dan "uang haram" yang terkait dengan skandal dana politik dan perampokan dengan kekerasan yang dimotivasi oleh keuntungan finansial.
Kanji ini dipilih melalui survei tahunan ke-30 yang dilakukan oleh Japan Kanji Aptitude Testing Foundation, yang didadari oleh suara publik.
Seihan Mori, seorang penganut Buddha yang terkenal dan pendeta utama Kuil Kiyomizu di Kyoto, menulis tangan menggunakan kuas kaligrafi yang sangat besar di atas washi, atau kertas Jepang setinggi 1,5 meter dan selebar 1,3 meter.
“Saya sudah menduga bahwa kanji untuk wa (lingkaran) dipilih untuk melambangkan semua orang yang berdiri dalam solidaritas,” tambah Mori, merujuk pada gempa bumi dahsyat yang melanda Semenanjung Noto di Jepang tengah pada Tahun Baru.
Ini adalah keenam kalinya kanji emas dipilih; terakhir kali pada tahun 2021, setelah Jepang meraih 27 medali emas bersejarah di Olimpiade Tokyo.
Kanji sho, yang berarti melambung, terpilih di posisi ketiga sebagai apresiasi atas prestasi atletik bintang Los Angeles Dodgers, Shohei Ohtani, sementara kanji sai, yang berarti bencana, berada di posisi kedua karena gempa bumi dan curah hujan yang memecahkan rekor di Semenanjung Noto pada awal tahun ini.
Menyusul penerapan sistem faktur baru yang dapat mengakibatkan peningkatan kewajiban pajak bagi kontraktor independen dan individu wiraswasta, kanji zei, yang berarti pajak, dipilih pada tahun lalu.