Pada hari Selasa (13/03) lalu , Lembaga Penelitian Kehutanan dan Hutan beserta Stasiun Tes kehutanan Prefektur Wakayama melaporkan bahwa mereka telah memberi nama spesies baru bunga Sakura Jepang dengan nama Kumanozakura. Pohon sakura, yang tumbuh di bagian selatan Semenanjung Kii di Jepang barat, adalah spesies baru pertama dari genus Cerasus di negara tersebut dalam kurun waktu sekitar 100 tahun.
Kelopak bunga Kumanozakura berwarna merah muda terang, mirip dengan warna Someiyoshino, dan mekar lebih awal dari pada varietas yang lainnya. Daunnya berbentuk bulat telur dan lebih kecil dari pohon sakura jenis Yamazakura dan Kasumizakura yang ditemukan di wilayah tersebut.
Kedua organisasi tersebut mengklasifikasikan bunga sakura jenis ini sebagai spesies baru berdasarkan dari karakteristiknya seperti bagian batang yang pendek dan tidak berbulu pada akar bunga.
Sebuah jurnal mengenai temuan tersebut akan dimuat dalam jurnal Jepang Acta Phytotaxonomica et Geobotanica edisi akhir Juni.
Kumanozakura ditemukan di daerah 90 kilometer utara ke selatan dan 60 kilometer timur ke barat di sekitar cekungan Sungai Kumano, yang mengalir melalui prefektur Nara, Mie dan Wakayama.
Peneliti Jepang bernama Toshio Katsuki diberi informasi oleh seorang penduduk Kozagawa, Prefektur Wakayama, bahwa yamazakura (Cerasus jamasakura) mekar dua kali setahun di dalam dan di sekitar kota tersebut. Penduduk setempat menyangka Kumanozakura adalah spesies yang sama dengan yamazakura dan kasumizakura (Cerasus verecunda), yang tumbuh baik di alam liar di Semenanjung Kii selatan. Pernyataan tersebut membantu penelitian Katsuki dalam menemukan fakta bahwa Kumanozakura mekar dari pertengahan Maret, dan diikuti oleh pohon yamazakura dari pertengahan April.
(featured image : Forestry and Forest Products Research Institute)