Jumlah turis asing yang beriwisata ke Jepang pada tahun 2024 mencapai angka 36 juta, tertinggi sepanjang masa. Melemahnya nilai mata uang yen dan penerbangan yang kembali normal setelah pandemi disinyalir menjadi penyebab utama. Untuk kategori pengeluaran, para turis telah mengeluarkan uang senilai 8 triliun yen di tahun 2024 dengan biaya akomodasi dan belanja menjadi yang paling dominan
Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), periode musim semi dan musim gugur berkontribusi paling banyak dalam mendatangkan para turis. Selain itu, lonjakan pariwisata ini juga terjadi karena bertepatan dengan libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru di banyak negara.
Jumlah turis paling banyak berasal dari Korea Selatan dengan total 8,82 juta, diikuti Tiongkok sebanyak 6,98 juta, dan Taiwan sebanyak 6,04 juta. Turis yang berasal dari Tiongkok memiliki porsi pengeluaran terbesar dengan angka 33,6% untuk akomodasi, 29,5% untuk belanja, dan 21,5% untuk makan.
Untuk kategori per individu, rata-rata turis menghabiskan sekitar 277.000 yen. Turis yang berasal dari Inggris menghabiskan 383.000 yen per orang, diikuti turis Australia sebanyak 382.000 yen, dan turis Spanyol sebanyak 370.000 yen.
Pemerintah Jepang bertujuan untuk menarik 60 juta turis per tahun dan menaikkan pengeluaran tahunan menjadi 15 triliun yen pada tahun 2030. Namun, krisis tenaga kerja dan masalah yang disebabkan oleh fenomena over-toursim menjadi tantangan tersendiri. Pemerintah juga akan meningkatkan akses bandara regional untuk menarik lebih banyak turis ke daerah lainnya.