Serial anime "Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba" telah memikat banyak penggemar di seluruh dunia selama empat tahun sejak awal dirilis. Menjadi serial manga di majalah manga populer, Weekly Shonen Jump, dari 2016 hingga 2020. Ditulis dan diilustrasikan oleh Koyoharu Gotoge. Serial ini kemudian disusun menjadi buku-buku yang kemudian menjadi sangat populer, hingga lebih dari 80 juta buku telah terjual (per Juli 2020). Film, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba the Movie: Mugen Train, dijadwalkan rilis pada Oktober 2020.
Tokoh protagonis dari serial ini, Tanjiro Kamado, menjalani kehidupan yang tenang jauh di pegunungan Jepang. Suatu hari, dia pergi ke kota untuk menjual batu bara. Saat kembali, ia menemukan keluarganya dibantai oleh setan. Adik perempuannya, Nezuko, adalah satu-satunya yang masih bernapas. Tetapi sudah terlambat bagi Tanjiro untuk menyelamatkannya, karena ia berubah menjadi iblis. Tanjiro kemudian bergabung dengan kelompok pembunuh iblis untuk membalaskan dendam keluarganya.
Dikenal juga sebagai anime dengan visual yang memanjakan mata karena pemandangannya, ternyata banyak dari latar tempat yang ada dalam Kimetsu no Yaiba terinspirasi dari lokasi nyata yang ada di Jepang, loh. Jadi, kenapa tidak berkunjung ke tempat-tempat berikut sambil membayangkan kamu berada dalam anime?
1. Meiji Mura (Prefektur Aichi)
Cerita Kimetsu no Yaiba berlatar di Jepang pada era Taisho. Meiji Mura di Prefektur Aichi adalah museum terbuka dengan bangunan dari masa tersebut. Ada banyak pemandangan yang menggambarkan kota dan bangunan dalam Kimetsu no Yaiba. Ada juga bangunan di Meiji Mura yang sangat mirip dengan bangunan tertentu dalam anime ini, seperti rumah besar tempat diadakannya Pertemuan Hashira, atau Mansion Kupu-kupu Shinobu.
Akses: 20 menit dengan bus dari Stasiun Meitetsu Inuyama.
2. Gunung Kumotori (Prefektur Tokyo, Saitama, dan Yamanashi)
Gunang Kumotori disebut-sebut sebagai gunung tempat tinggal sang protagonis, Tanjiro. Di episode pertama, Gunung Kumotori adalah tempat Tanjiro berjalan untuk menjual batu bara ke kota. Gunung ini adalah salah satu dari "Seratus Pegunungan Jepang", dengan pemandangan Gn. Fuji, Pegunungan Alpen Jepang Selatan, dan Dataran Kanto dari puncaknya, yang berada di ketinggian sekitar 2.017m.
Akses: 1 jam 15 menit dengan bus dari Stasiun Seibu Railway Seibu-Chichibu, turun di Halte bus Gunung Miune.
3. Itto-seki (Prefektur Nara)
Di episode ketiga, Tanjiro diberikan tantangan sulit untuk membelah batu dengan pedang oleh Sakonji Urokodaki, sebagai rintangan terakhir sebelum diterima menjadi pembunuh iblis. Bagian ini adalah momen yang mengharukan ketika pedang Tanjiro akhirnya bisa membelah batu itu setelah mencoba selama setengah tahun penuh.
Model bongkahan batu ini sebenarnya berada di Prefektur Nara, dan disebut "Itto-seki". Banyak penggemar dari segala penjuru berbondong-bondong ke Itto-seki untuk memerankan kembali adegan terkenal itu!
Akses: 50 menit dengan bus Nara Kotsu dari Stasiun JR Nara dan Kintetsu Nara, dan 30 menit berjalan kaki dari halte bus.
4. Taman Bunga Ashikaga (Prefektur Tochigi)
Di akhir episode empat, Tanjiro melakukan perjalanan di jalan yang dipenuhi oleh wisteria. Banyak penonton yang terpesona oleh keindahan wisteria. Orang-orang yang mengamati bahwa bunga-bunga dalam pemandangan di anime ini terlihat seperti wisteria di Taman Bunga Ashikaga, Prefektur Tochigi. Taman ini memiliki bunga musiman yang bisa dinikmati sepanjang tahun, termasuk wisteria, sakura, dan hydrangea.
Akses: 3 menit berjalan kaki dari Stasiun Taman Bunga Ashikaga di Jalur JR Ryomo.
5. Museum Kereta Api Kyoto (Prefektur Kyoto)
Dalam episode 26, Tanjiro dan anggota pembunuh iblis lainnya, yang selamat dari latihan keras dan pertempuran sengit, tiba di Kereta Mugen, yang merupakan tempat misi mereka berikutnya. Kereta dengan jenis yang sama dengan yang muncul dalam anime dapat dilihat di Museum Kereta Api Kyoto!
Episode tersebut sangat intens dengan pertempuran yang mengerikan dan kejam, dengan latar belakang kereta kuno yang menakutkan. Museum Kereta Api Kyoto adalah tempat yang tepat untuk melihat kereta api luar biasa, yang juga membangkitkan emosi yang dirasakan saat menonton Kimetsu no Yaiba.
Akses: 2 menit berjalan kaki dari Stasiun JR Umekoji-Kyotonishi di Jalur Sagano.