Berita Jepang | Japanesestation.com

Dibangun di Prefektur Yamanashi, Kuil Kawaguchi Asama adalah sebuah tempat yang memikat para pengunjung dengan keindahan alamnya yang menakjubkan dan atmosfir yang tenang. Kuil Kawaguchi Asama terdaftar sebagai warisan budaya dunia UNESCO sebagai bagian dari aset komponen 'Fujisan, Tempat Suci dan Sumber Inspirasi Seni'.

Sejarah Kuil Asama dan Kepercayaan terhadap Gunung Fuji

7 pohon aras yang disucikan di sekitaran kuil (Yamanashi Kankou).
7 pohon aras yang disucikan di sekitaran kuil (Yamanashi Kankou).

Ada sekitar 1.300 kuil di seluruh Jepang dengan nama Asama, yang berarti mereka didedikasikan untuk Gunung Fuji dan terkait dengan ketenangan atau ibadah kepada gunung berapi. Kuil-kuil ini didedikasikan untuk Konohanasakuya-hime (putri bunga sakura), dewi gunung berapi dan Gunung Fuji.

Meskipun asal muasal kepercayaan ini belum jelas, beberapa tempat pemujaan diketahui berasal dari setidaknya tahun 29 SM. Banyak kuil utama Asama, termasuk Kawaguchi Asama, dibangun pada tahun 865 M, setahun setelah Gunung Fuji mengalami letusan besar. Gunung tersebut konon meletus selama 10 hari berturut-turut, memuntahkan abu dan abu hingga ke Teluk Tokyo.

Kuil Kawaguchi Asama didirikan atas perintah Kaisar Seiwa dengan harapan untuk meredakan kemarahan dan letusan gunung berapi ini.

Diakui oleh UNESCO

Pada tahun 2013, kuil ini menjadi komponen yang diakui Situs Warisan Dunia UNESCO Gunung Fuji dan menawarkan beberapa daya tarik yang luar biasa bagi pengunjung. Tak jauh dari kuil utama, berdiri tujuh pohon aras Jepang, yang dapat terlihat diikat dengan tali shimenawa di sekelilingnya. Pohoh ini masing-masing diberi nama unik dan memiliki rentang hidup lebih dari 1.200 tahun.

Yang membuatnya semakin menarik adalah dua pohon yang tumbuh berdekatan, yang dikenal sebagai futahashira atau dua pilar, yang terkenal karena hubungannya dengan keberuntungan dalam perjodohan. Pengunjung memiliki kesempatan untuk membeli omamori (jimat keberuntungan) yang mewakili kedua pohon ini. Hal ini dipercaya  dapat membawa keberuntungan perjodohan ke mana pun mereka pergi.

Praktik Keagamaan

Chigo-no Mai, tarian tradisional Preefektur Shimane untuk meredakan bencana (Kawaguchiko.net)
Chigo-no Mai, tarian tradisional untuk meredakan bencana (Kawaguchiko.net)

Selain terkenal dengan tujuh pohon aras yang disakralkan, kuil ini juga memiliki daya tarik lain yang dikenal sebagai tenku no torii (gerbang di langit). Dinamakan demikian karena gerbang torii tersebut terletak di puncak bukit dengan pemandangan indah Gunung Fuji.

Gerbang ini dibuat pada tahun 2019 sebagai tempat untuk berdoa kepada Gunung Fuji dari kejauhan sambil dapat melihat langsung gunung itu sendiri. Tempat ini agak jauh dari area utama kuil dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapainya dengan berjalan kaki.

Ketika datang ibadah ke Gunung Fuji, ada tiga praktik yang bisa dilakukan, yakni: yohai (ibadah dari kejauhan), shugen (latihan), dan tohai (ibadah melalui pendakian). Kuil Kawaguchi Asama menjadi satu-satunya kuil di mana kalian bisa melakukan ketiga praktik tersebut.

Selain memuja Gunung Fuji dan meredakan kemarahannya yang dulu berkobar, banyak orang mengunjungi kuil ini untuk pertemuan jodoh, kelahiran yang aman, keberuntungan, dan perlindungan dari bencana alam. Festival tahunan di kuil ini disebut magomi matsuri, yang dirayakan pada tanggal 25 April setiap tahunnya. Festival ini memiliki pertunjukan bernama Chigo-no Mai, yang mana merupakan sebuah pertunjukan tarian ritual untuk mencegah gempa bumi dan letusan gunung berapi).