Berita Jepang | Japanesestation.com

Kehadiran serial kartun Doraemon puluhan tahun lalu, membawa rasa penasaran baru bagi masyarakat Indonesia. Dorayaki, makanan favorit robot kucing berwarna biru itu, mengundang tanda tanya. Seperti apa rasanya? Bagaimana cara membuatnya?

240258_dorayaki_663_382 Kini, dorayaki sudah merajalela di Bumi Pertiwi. Ia masuk melalui jendela globalisasi, dan melebur bersama merek-merek waralaba yang tersaji di pusat perbelanjaan. Namun, tahukah Anda, ada kisah menarik di balik kue bulat tembam yang bentuknya mirip gong itu? Di negeri asalnya, Jepang, sejarah dorayaki hadir dalam beragam versi. Salah satunya, soal samurai bernama Saito Musashibo Benkei. Ia disebut-sebut sebagai pencipta dorayaki. Konon, dorayaki dari tangannya hadir di tengah peperangan di Negeri Sakura. Benkei yang saat itu terluka, diselamatkan masyarakat Jepang. Ia dirawat di rumah salah satu penduduk. Setelah sembuh, ia memanggang adonan dari campuran tepung terigu dan air di atas gong. Hasilnya, kue bundar berisi kacang merah yang belakangan disebut dorayaki. Itu diberikan Benkei kepada penduduk yang merawatnya sebagai ucapan terima kasih. Tak disangka, rasa manis dorayaki lahir dari pertalian humanisme yang mengharukan antara samurai dan penduduk Jepang. Kisah itu memang tak bisa dibuktikan kebenarannya. Namun, awalnya dorayaki memang hanya berupa selembar adonan roti bundar yang bagian pinggirnya sedikit dilipat. Bentuknya pun jadi segi empat. Bagian tengahnya, diberi olahan kacang azuki. Tahun 1914, perusahaan kue bernama Usagiya memperkenalkan dorayaki yang terbuat dari adonan kue bolu dan terdiri atas dua lembar panekuk. Kue itu pun populer di seluruh penjuru Jepang. Dorayaki juga dikenal dengan nama mikasa di daerah Kansai. Kini, dorayaki banyak mengalami inovasi. Para penjual memodifikasinya dengan sentuhan varian rasa, seperti cokelat, keju, selai buah, dan sebagainya. Bentuknya beraneka. Ia pun tak hanya ada di Jepang. Kue klasik Jepang itu telah menjadi makanan favorit di seluruh dunia.