Sate dikenal sebagai makanan yang ditusuk dengan lidi dan dibakar. Di Jepang, dikenal gaya memasak robatayaki. Biasanya dalam satu tusuk berisi potongan seafood dan sayuran. Dalam bahasa Jepang, robatayaki atau robata merupakan metode mamasak yang mirip seperti barbeque.
Bahan makanan yang sudah dipotong-potong dadu ditusuk dengan lidi dan dipanggang di atas arang yang panas. Gaya penyajian makanan ini banyak ditawarkan di restoran Jepang, pengunjung duduk persis di depan perapian dan bisa melihat proses pembuatan makanan. Namun cara memasak ini juga bisa dilakukan di rumah. Sejak berabad-abad lamanya, robata disajikan oleh para nelayan di utara Jepang, Hokkaido. Biasanya mereka memiliki perapian umum yang diletakkan di area memasak di atas kapal. Agar kapal tidak panas, robata pun dibungkus dalam kotak kayu.
Hingga akhirnya gaya memasak ini menjadi populer di seluruh wilayah Jepang. Terbukti pada tahun 1965, lebih dari 10.000 restoran di Jepang menawarkan robata kepada pelanggan. Bahkan di setiap restoran robatayaki nyaris tidak pernah sepi pengunjung. Gaya memasak robatayaki cukup bervariasi. Ada yang diletakkan di dalam sumur pasir atau kotak kayu seperti irori tradisional atau perapian umum. Ada juga yang diletakkan di atas meja yang umum ada di restoran-restoran dan pengunjung akan duduk mengelilingi perapian.
Di negara asalnya, restoran robata juga menyediakan berbagai minuman. Tak heran jika pengunjung yang datang ke restoran robatayaki didominasi oleh laki-laki. Apalagi restoran robata terkenal dengan suasana restoran yang khas dan selalu membangkitkan perasaan nostalgia bagi para pelanggannya. Tak hanya di Jepang, restoran robatayaki pun mulai merambah di New York City hingga Jakarta. Suasana restoran Jepang yang khas dihadirkan. Berbagai pilihan bahan makanan disajikan untuk dipanggang seperti sayuran dan aneka daging.