Kuliner merupakan bagian menarik saat berwisata. Namun bahasa bisa menjadi kendala membaca menu makanan di restoran. Untuk itu pemerintah Tokyo membuat situs penerjemah menu Jepang dalam 12 bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Menurut Asahi Shimbun (17/02), pemerintah Tokyo meluncurkan situs The Eat Tokyo www.menu-tokyo.jp/menu/ pada 20 Januari. Situs tersebut bertujuan membantu restoran di Tokyo menyediakan menu dalam 12 bahasa asing. Pemilik restoran tinggal memasukkan menunya dan situs itu secara otomatis menerjemahkan menu tersebut. Menu dalam berbagai bahasa nantinya akan tersimpan dalam database situs The Eat Tokyo agar pengunjung bisa mengaksesnya. Saat ini situs tersebut bisa menerjemahkan dalam simplified Chinese, Mandarin, Jerman, Perancis, Korea, Inggris, Italia, Spanyol, Thailand, Arab, Vietnam hingga Indonesia. “Kami mengharapkan peningkatan tajam jumlah pengunjung asing menjelang Olimpiade 2020, dan ingin semakin banyak bisnis sudah siap melayani mereka,” tutur Teppei Yonezawa dari bagian promosi pariwisata Tokyo Metropolitan Government, seperti dilansir dari Asahi Shimbun (17/02). Situs ini merupakan pengembangan dari proyek yang dilakukan pemerintah pada April 2009. Saat itu situs hanya dapat menerjemahkan menu bahasa Jepang ke dalam bahasa Inggris, Korea dan simplified Chinese. Situs tersebut baru mempunyai kosakata gastronomi yang mampu menyampaikan hampir 6.000 istilah. Di antaranya adalah penjelasan nama sajian khas Tokyo yang masih asing bagi turis mancanegara seperti Senju negi (onions from the Senju neighborhood) dan Tokyo udo (Tokyo mountain asparagus). Tak hanya itu, ada juga hidangan lokal dari wilayah lainnya. Misalnya seperti zarusoba dijelaskan sebagai “soba noodles served in basketlike container with dipping sauce”. Pada situs The Eat Tokyo sendiri pengunjung bisa memilih jenis makanan yang diinginkan dan mencari restoran di sekitar lokasinya. Mereka pun dapat memilih nama lokasi dan mencari pilihan yang tersedia. Hasilnya menunjukkan jarak ke restoran, petunjuk jalan, kisaran harga, jenis makanan dan tersedia menu dalam bahasa apa saja. Selain terjemahan menu, situs The Eat Tokyo mempunyai 35 piktogram untuk menunjukkan kandungan nutrisi makanan. Ada juga frase yang dapat dicetak baik bagi konsumen dan staf restoran yang bisa diperlihatkan bila terjadi keadaan sulit saat makan. Kini situs tersebut baru dimulai sehingga belum banyak pilihan restoran yang masuk dalam daftar. Namun pemerintah berharap seiring waktu mereka mempunyai sumber data yang bisa membantu pengunjung Tokyo menemukan restoran terdekat dengan menu yang bisa dibacanya. Situsnya mungkin bisa semakin berkembang saat Olimpiade tahun 2020 berlangsung.