Salah satu yang membuat CLAS:H Bandung meriah pada (22/1) yang lalu adalah penampilan penutup dari pemain shamisen, Keisuke Ito. Dijuluki Pangeran Shamisen, Ito tampil memainkan alat musik tradisional Jepang yang di-mix dengan lagu-lagu anisong. Para penonton terpukau dan bernyanyi bersama saat lagu-lagu yang dimainkan tak asing di telinga mereka.
Japanese Station berkesempatan melakukan wawancara dengan pemain tsugaru shamisen yang banyak mencuri perhatian para penikmat musik Jepang, terutama para wanita.
Bagaimana awalnya Ito-san bisa tertarik dengan shamishen?
Nenek saya merupakan seorang pemain shamisen, walaupun permainannya tidak begitu bagus. Namun, itu menjadi awal ketertarikan saya dengan shamisen. Kemudian saat usia 13 tahun, saya melihat Yoshida Brothers memainkan shamisen dengan bagus. Saya kemudian memutuskan untuk bermain shamisen dengan serius.
Kenapa memilih alat musik tradisional shamisen?
Karena shamisen bukan alat musik modern. Kalau teman-teman saya sudah banyak yang bermain gitar, drum, basss, dan alat musik lainnya. Saya ingin berbeda daripada yang lain, makanya memilih shamisen.
Adakah lagu Indonesia yang ingin diaransemen ulang menggunakan shamisen?
Lagu Indonesia, judulnya Rasa Sayange. Waktu saya ingin ke Indonesia saya mencari lagu Indonesia yang banyak diketahui orang Indonesia. Dan saya menemukan lagu ini. Saya pun akirnya suka dan saya pun mengaransemen ulang lagu ini dengan shamisen.
Ada kisah menarik selama tampil di Indonesia?
Ada. Saat pertama kali ke Indonesia saya bertemu seorang kakek. Kakek tersebut bertanya kepada saya, "Kamu orang Jepang?" Saya bilang iya. Kemudian dia memberikan makanannya pada saya dan berkata, "Dulu saya pernah hampir mati kelaparan di Jepang, dan orang Jepang menolong saya. Saya ingin mengembalikan kebaikan itu kepada kamu." Sejak itu saya menyukai Indonesia dan ingin tampil di Indonesia.
Bagaimana pandangan Ito-san terhadap penikmat musik Jepang di Indonesia?
Saya melihat orang Indonesia memiliki reaksi yang menarik. Ketika saya memainkan shamisen pada beberapa event di Indonesia. Mereka menikmati musik saya dengan reaksi yang beragam.
Apa yang paling disukai di Indonesia?
Banyak hal. Orang-orang yang ramah, makanannya, dan tempat belanjanya.Adakah musisi shamisen yang menjadi role model?
Kalau role model saya tidak hanya pemain shamisen. Karena shamisen sangat universal bisa digunakan dalam musik apapun. Kalau di Jepang biasanya bermain shamishen itu di tempat yang tinggi dan di bawahnya orang-orang akan menari sambil menikmati musiknya. Kalau saat ini bisa dikatakan shamisen sama dengan DJ karena mereka juga menari sambil menikmati musik.
Apa makna bermain shamisen bagi Ito-san?
Shamisen itu hidup saya dan jiwa saya.Wah, jadi tak sabar ingin mendengarkan permainan shamisen dari Keisuke Ito lagi deh. Semoga semakin sering manggung di Indonesia dan memperkaya dunia musik Indonesia ya!
(Photographed by: Aulia Rizal)