Pada Hari Rabu (29/5), Nogizaka46 merilis sebuah pernyataan di situs web resmi mereka, yang berisi sebuah desakan agar para penggemar berhenti menguntit anggota grup tersebut. Peringatan serupa juga dikeluarkan oleh Sakurazaka46 dan Hinatazaka46 di situs web masing-masing.
Berikut pernyataan dari situs resmi Nogizaka46:
Terima kasih untuk selalu mendukung Nogizaka46. Kami memiliki permintaan penting untuk para penggemar.
Kami telah berulang kali meminta melalui situs web resmi kami dan saluran lainnya untuk menahan diri dari menguntit anggota kami, keluarga mereka, dan staf. Sayangnya, perilaku ini terus terjadi di dekat kantor kami, stasiun penyiaran, tempat konser, dan di sekitar studio rekaman dan latihan.
Seperti yang telah disebutkan dalam permintaan sebelumnya, kami melaporkan mobil atau individu yang terlibat dalam kegiatan tersebut kepada polisi, dengan memberikan rincian seperti nomor plat dan model mobil. Kami akan segera melaporkan setiap insiden lebih lanjut kepada polisi dan mengambil tindakan yang sesuai.
Meskipun pesan ini tidak berlaku untuk sebagian besar penggemar kami, kami meminta pengertian Anda saat kami menangani tindakan beberapa orang.
Mohon terus dukung Nogizaka46.”
Fenomena menguntit atau stalking di Jepang telah menjadi masalah sosial yang serius dalam beberapa tahun terakhir. Stalking, yang dikenal sebagai sutookingu dalam bahasa Jepang, sering kali melibatkan perilaku mengintai, mengirim pesan berulang kali, dan bahkan ancaman fisik terhadap korban.
Para idol, yang sering kali merupakan remaja atau dewasa muda, kerap kali menjadi sasaran obsesi para penggemar yang melampaui batas. Kasus-kasus terkenal, seperti serangan terhadap idol Mayu Tomita pada tahun 2016, telah menarik perhatian publik dan memicu kekhawatiran tentang keamanan para idol. Meskipun ada undang-undang anti-stalking dan langkah-langkah keamanan yang diterapkan oleh agensi, banyak idol yang tetap merasa rentan dan terancam