Berita Jepang | Japanesestation.com

Seorang mantan anggota dari agensi idol laki-laki terkemuka di Jepang Johnny & Associates Inc pada hari selasa kemarin mengungkapkan bahwa dia pernah mengalami pelecehan seksual saat remaja oleh mendiang pendiri perusahaan, Johnny Kitagawa, dengan skandal yang berujung pada permintaan maaf oleh presiden mereka saat ini.

"Ketika saya berusia sekitar 13 tahun, saya pernah dilecehkan secara seksual sebanyak dua kali," ungkap Yasushi Hashida, Seorang penari dan juga aktor yang diundang untuk hadir oleh Partai Demokratik Konstitusional Jepang hari Selasa kemarin.

Hashida (37 tahun), mengajukan tuduhan pelecehan setelah Kauan Okamoto (26 tahun), seorang penyanyi dan penulis lagu Jepang-Brazil dan juga mantan anggota Johnny & Associates tersebut menghadiri sidang.

"Bagi saya, itu masalah besar," ungkap Hashida merujuk kepada dugaan pelecehan," yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa adalah menciptakan tempat di mana anak-anak dapat berdiri tegak dan bertahan di dunia hiburan tanpa menjadi korban."

Okamoto, yang menyampaikan pada konferensi pers bulan April lalu pun mengatakan bahwa dia pernah dilecehkan oleh Kitagawa sekitar 15 hingga 20 kali antara tahun 2012 dan 2016. Dalam persidangan, Okamoto mengatakan "Sebagai anak di bawah umur, sulit untuk mengatakan tidak ketika seseorang yang berada di posisi superior memiliki permintaan."

Pada acara tersebut, dia menyerukan untuk pembentukan undang-undang baru untuk mencegah lebih banyak orang menjadi korban pelecehan seksual seperti dirinya.

Okamoto dan Hashida merupakan bagian dari Johnny's Jr pada saat pelecehan itu terjadi. Saat itu, mereka masih menjadi junior yang belum melakukan debut mereka baik dalam grup ataupun solo, biasanya mereka tampil sebagai backup dancer.

Tuduhan seputar Kitagawa ini telah menarik perhatian internasional setelah BBC menayangkan film dokumenter tentang hal tersebut pada bulan Maret yang berisikan tentang wawancara dengan orang-orang selain Okamoto, yang mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan secara seksual.

Dikarenakan hal tersebut, akhirnya membuat Julie Keiko Fujishima, yang menjabat sebagai presiden perusahaan saat ini dan juga merupakan keponakan dari Kitagawa, merilis video dan permintaan maaf tertulis pada hari Minggu untuk publik.

"Pertama dan terutama, saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya yang paling dalam" , ungkap Fujishima kepada mereka yang telah menyatakan bahwa mereka adalah korban. Menambahkan dia tidak mengetahui perilaku Kitagawa terhadap talenta yang sudah bergabung dengan agensi. Dia juga mengatakan tidak dapat mengkofirmasi hal tersebut karena Kitagawa telah meninggal, namun dia berkomitmen untuk menerapkan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan para korban.