Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada musim semi di Jepang, bunga sakura bermekaran selama sekitar dua minggu. Selama periode yang singkat ini, orang Jepang menikmati aktivitas tradisional yang disebut "hanami", yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "melihat bunga". Aktifitas ini telah ada sejak lama dan digemari oleh banyak orang, tidak hanya lokal, tetapi juga para pengunjung internasional. Tetapi, bagaimana awal mula munculnya hanami?

Sejarah Hanami

Hanami
Hanami, kegiatan melihat bunga sakura dari Jepang yang sudah ada sejak zaman dulu (japanthis.com)

Ketika istana kekaisaran bermarkas di Nara pada tahun 700-an, bangsawan lokal gemar membaca puisi Tiongkok yang merayakan keindahan sementara dari bunga sakura. Di taman, setiap lokasi bunga menjadi tempat baru untuk acara penulisan puisi atau tempat untuk melakukan aktifitas artistik lainnya, seperti kaligrafi, merangkai bunga, dan melukis. Bunga yang paling umum adalah wisteria, bunga plum, bunga persik, dan bunga sakura yang dihargai karena mekarnya yang singkat namun sangat indah.

Pada Zaman Heian, istilah hanami telah menjadi identik dengan melihat bunga sakura secara khusus, dan bukan hanya melihat bunga secara umum.

Menunggu Dewa

Hanami
Hanami, kegiatan melihat bunga sakura saat musim semi di Jepang (kokoro-jp.com)

Pada zaman kuno di Jepang, Tahun Baru terjadi di musim semi, dan mekarnya bunga sakura menandai dimulainya musim tanam di musim semi. Dari sini, orang Jepang percaya ada hubungan antara bunga dan dewa padi. Awalnya, kata “sa” dari “sakura”  mengacu pada “dewa padi”, dan kata “kura” berarti "tempat duduk untuk dewa", dan “sakura” dapat diartikan sebagai "tempat suci bagi dewa padi untuk tinggal."

Orang Jepang juga percaya bahwa dewa tinggal di pegunungan dan akan datang ke desa ketika musim tanam dimulai. Bunga sakura yang mekar adalah pertanda baik di mana para dewa akan datang ke desa. Dewa kemudian akan kembali ke gunung dengan penghargaan dari orang-orang atas panen penuh di musim gugur.

Dari Ritual Kuil hingga Hanami Modern

Hanami
Hanami, kegiatan melihat bunga sakura saat musim semi di Jepang (japanthis.com)

Di zaman dulu juga, para petani akan berdoa, memberikan persembahan, dan berpesta di area pohon sakura, dengan kepercayaan bahwa pohon sakura akan menghasilkan panen yang lengkap. Pesta di bawah pohon ini mirip dengan upacara keagamaan, dan perlahan-lahan berubah menjadi festival menikmati bunga sakura di zaman Nara (710 - 794). Selama periode Heian (794 - 1192), bunga sakura muncul di banyak puisi waka dan bunganya menjadi citra nasional bagi orang Jepang. Selama periode Edo (1603 - 1868), masyarakat mulai mengadakan jamuan makan di bawah pohon sakura.

Saat ini, Hanami diadakan sebagai acara tahunan yang digemari semua orang. Teman, keluarga, rekan kerja, dan segala macam kelompok berkumpul di taman dan berpiknik di bawah bunga-bunga sakura yang bermekaran. Seringkali minuman beralkohol dilibatkan, juga aktivitas populer seperti menyanyikan lagu karaoke di perangkat portabel. Di taman, banyak toko makanan menyediakan katering, dan di tempat yang lebih besar, kamu dapat menikmati pertunjukan musik dan tari.

Yozakura
Yozakura, kegiatan menikmati bunga sakura di malam hari (kokoro.com)

Selain hanami, ada juga yang disebut yozakura, istilah untuk mengagumi sakura di malam hari, ketika tempat hanami paling populer biasanya diterangi dengan lentera hias atau lampu sorot.

Bunga Sakura sebagai Simbol Ketidakkekalan

Bunga Sakura
Bunga Sakura (kokoro-jp.com)

Bunga sakura mekar hanya sekali dalam setahun, selama paling lama sekitar dua minggu, terkadang bisa lebih sebentar jika cuaca tidak bersahabat dan hujan serta angin membuat kelopaknya berjatuhan. Awal tahun ajaran Jepang juga diadakan pada waktu yang sama, serta tahun fiskal, jadi musim hanami terus menjadi sinonim untuk “awal yang baru”.

Namun, salah satu alasan mengapa bunga sakura sangat penting bagi orang Jepang adalah karena bunga sakura mengekspresikan kehidupan dan kefanaan pada saat yang sama, menggemakan konsep dari filosofi Buddha bahwa "semua hal duniawi hanya bersifat sementara."

Ini mungkin terdengar menyedihkan, tetapi yang dapat kita artikan dari bunga sakura adalah bahwa setiap orang dapat berubah kapan saja, dan orang dapat mengubah diri mereka sendiri selamanya. Sakura juga mengajari kita kebahagiaan dari kehidupan. Bunga sakura adalah bunga yang penuh harapan.

Sumber: Kokoro Media, Japan This