Berita Jepang | Japanesestation.com

Beberapa hari yang lalu, sempat dibahas kan kalau film Kimetsu no Yaiba The Movie mampu merajai box office Jepang hanya dalam waktu 3 hari saja? Nah, ternyata hal ini memiliki dampak yang sangat baik lho bagi Jepang. Ya, film super populer ini member bantuan bagi industri perfilman Jepang yang kini tengah “menyembuhkan diri” dari kerugian akibat pandemi virus corona.

Dilansir dari Mainichi, film garapan  studio anime Ufotable Inc. Ini berhasil menarik 3,4 juta penonton dalam 3 hari pertama sejak dirilis pada 16 Oktober lalu. Selain itu, menurut Toho dan Aniplex selaku co-distributor, film ini juga berhasil meraup box-office sales sebesar 4,62 miliar yen (6,43 triliun rupiah).

Film yang berjudul lengkap "Demon Slayer -- Kimetsu no Yaiba -- The Movie: Mugen Train" dan disutradarai oleh Haruo Sotozaki ini merupakan adaptasi dari salah satu chapter dalam manga Kimetsu no Yaiba karangan Koyoharu Gotoge. Menurut penerbitnya, Shueisha Inc., ke-22 volume yang telah diterbitkan sejauh ini telah terjual sebanyak lebih dari 100 juta kopi.

kimetsu no yaiba the movie
Demon Slayer - Kimetsu no Yaiba The Movie: Mugen Train (sumber: imdb)

Jumlah penjualan tiket Kimetsu no Yaiba The Movie memang luar biasa. Sebagai perbandingan, film Your Name karya Makoto Shinkai berhasil meraup keuntungan sebesar 1.277.960.000 yen (sekitar 177,4 triliun rupiah) pada tiga hari pertama penayangannya di Juli 2016 silam, dan film keduanya, Weathering With You meraup 1.643.809.400 yen (sekitar 228,1 triliun rupiah) dalam 3 hari pertama perilisannya pada Juli 2019. Selain kedua anime di atas, film Frozen 2 berhasil meraup 18,2 juta dolar Amerika di minggu pertama penayangannya di Jepang pada November tahun lalu.

"Kekuatan animasinya luar biasa,” ujar Natsumi Sato (32), salah satu penonton pertama yang menyaksikan aksi para "Demon Slayer" di kompleks Toho Cinemas di distrik Ikebukuro, Tokyo.

Dalam 3 hari pertama perilisan Kimetsu no Yaiba The Movie, Toho Cinemas memutuskan untuk mencabut aturan pembatasan penonton, meskipun begitu, Sato mengatakan bahwa kursi di dalam bioskop tidak penuh dan ia tak khawatir tertular virus corona.

Terkait cerita, film ini akan menghadirkan petualangan Tanjiro dan kawan-kawannya dalam menyelamatkan nyawa para penumpang dalam "Mugen Train," sebuah kereta yang namanya diambil dari kata “tak terbatas” dalam bahasa Jepang, di mana banyak orang menghilang secara misterius.

film kimetsu no yaiba the movie covid-19 japanesestation.com
Screenshot dari video preview "Demon Slayer -- Kimetsu no Yaiba -- The Movie: Mugen Train" (YouTube: Aniplex)

Kepopuleran film ini diharapkan dapat membantu memerangi kerugian besar akibat pandemi COVID-19 bagi industri perfilman Jepang karena banyak film-film populer yang menunda jadwal tayang.

Menurut Motion Picture Producers Association of Japan, jika digabungakan, penerimaan box office sales dari 12 distributor film utama hanya 3,7 persen dari angka pada bulan April tahun sebelumnya dan 1,1 persen pada bulan Mei. Hal ini diakibatkan karena Jepang mengambil status darurat virus corona selama dua bulan penuh.

Menurut mereka, meski sebenarnya bioskop mulai dibuka satu demi satu pada pertengahan Mei lalu (tergantung jumlah infeksi di area tersebut), hasil penjualan hanya meningkat sekitar 20% saja sebelum bulan Juli dan Agustus lalu. Bahkan, setelah semua bioskop dibuka dan diperbolehkan untuk mengisi semua kursi, Toho Cinemas dan mayoritas bioskop lain tetap membatasi kapasitas penonton hingga setengahnya karena jika terisi penuh, para penonton dilarang masuk membawa makanan. Meskipun begitu, Toho tetap membuka semua kursinya di 3 hari pertama penayangan Kimetsu no Yaiba The Movie.

Bahkan, Toho Cinemas di Distrik Shinjuku, Tokyo, menayangkan film ini sebanyak 42 kali di hari pertama penayangan dan menggunakan 11 dari 12 teater yang ada serta menayangkan film mulai pukul 6 pagi hingga tengah malam. Area merchandise pun dipadati oleh fans.

film kimetsu no yaiba the movie covid-19 japanesestation.com
Pnonton mengambil foto poster film Kimetsu no Yaiba The Movie di Tokyo pada hari pertama perilisan filmnya pada 16 Oktober 2020 (Kyodo via Mainichi)

"Aku bangun pukul 5 pagi untuk menontonnya. Aku tak sabar ingin segera menonton kelanjutannya karena film ini sangat bagus,” ujar Tamiko Ito (40), seorang penduduk , Tokyo yang menonton pada jam 7 pagi sebelum berangkat bekerja.  

Cerita dalam film ini terasa lebih singkat jika dibandingkan dengan plot yang berada dalam manganya. Meskipun begitu, para penonton sepertinya cukup puas dengan ending film ini.

"Aku tahu bagaimana akhir dari film ini, tapi aku tetap menangis,” ujar seorang pria berusia 27 tahun yang menonton film ini bersama seorang temannya.

"Sayangnya setelah ini aku harus bekerja dan tak bisa mendiskusikan film ini dengan teman-temanku,” tambahnya.