‘Habiskan makananmu’ adalah sebuah ucapan yang umum diucapkan oleh orangtua kepada anaknya. Kini kalimat tersebut juga digunakan oleh sebuah restoran di Jepang kepada para pengunjungnya. Jika Anda pergi ke sebuah restoran seafood di Sapporo, Jepang dan tidak menghabiskan hidangan pesanan Anda, Anda akan diharuskan membayar “sumbangan”, seperti restoran tersebut menyebutnya, namun itu sebenarnya adalah “denda” karena Anda tidak menghabiskan pesanan Anda.
Persyaratan ini hanya berlaku untuk satu jenis hidangan saja: tsukko meshi, semangkuk penuh nasi yang diberi telur salmon sebanyak yang diinginkan oleh pemesannya. Jika mata Anda lebih besar dari perut Anda, maka Anda akan dikenai hukuman. Alasan untuk mendenda pengunjung untuk satu jenis hidangan ini adalah untuk menghormati makanan ini dan juga orang-orang (nelayan) yang telah bersusah payah memancing untuk mendapatkan bahan makanan ini. Menu ini berbunyi:
“Jika Anda tidak mampu menghabiskan makanan Anda, Anda harus memberikan sumbangan. Itu karena kondisi kerja bagi para nelayan itu begitu keras dan berbahaya, bahkan mereka bisa kehilangan nyawa mereka. Hal ini hanya untuk menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan untuk makanan yang telah mereka sediakan.”
Kebijakan ini menyoroti pendekatan yang lebih bijaksana untuk makanan Anda: mempertimbangkan usaha dan resiko yang dilalui sampai makanan tersebut terhidang di meja Anda, dan menghormatinya sebelum makanan tersebut terbuang sia-sia. Di Amerika, ukuran satu porsi makanan yang sangat besar seringkali membuat tidak terelakkan untuk akhirnya membuang sisa makanan yang tidak termakan, namun jika kita bisa meminta porsi yang lebih kecil dan mencoba lebih menghargai makanan yang kita makan, kita telah melakukan suatu perbuatan yang sederhana tapi mulia. Namun jika hal itu tidak memungkinkan, kita selalu dapat membungkus sisa makanan itu dan membawanya pulang, bukan?