Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang Universitas Diponegoro Semarang kembali mengadakan gelaran tahunan Original Event of Japan Indonesia atau ORENJI, pada Minggu (8/11), di Halaman Kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Setelah tahun sebelumnya mengambil tema musim gugur, kali ini ORENJI mengangkat tema Reika Matsuri, yang berarti festival musim panas yang sejuk.

“Di Jepang itu saat musim panas itu kan nuansanya serba cerah, hijau di mana-mana, bunga-bunga, sehingga itu pula kemasan yang kami gunakan untuk ORENJI tahun ini,” jelas Cinintha, Ketua Panitia ORENJI Reika Matsuri.

Acara ini tergolong sukses, setelah tahun sebelumnya mencatat jumlah 5000-an pengunjung, ORENJI Reika Matsuri 2015 berhasil menarik tak kurang dari 7200 pengunjung!

“Untuk target Alhamdulillah, kami sangat bersyukur ya dengan jumlah ini (7200), berhasil melampaui tahun lalu. Ini bukti bahwa antusiasme khalayak pada budaya Jepang makin bertambah tiap tahunnya. Karena sesuai dengan tujuan ORENJI dari sejak awal diadakan, kami ingin memperkenalkan budaya Jepang pada masyarakat umum,” tambah Cinintha saat ditanya mengenai target dan tujuan acara ini.

Festival yang diselenggarakan pada hari Minggu ini sebetulnya adalah puncak acara dari beberapa acara yang telah diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang, salah satunya adalah lomba edukasi budaya Jepang untuk siswa/siswi SMA, seperti lomba speech, storytelling, kanji, cerdas cermat dan lain sebagainya.

Saat ditanya mengenai konsep penyelenggaraan tahun depan, Cinintha mengaku hal tersebut masih akan dibahas dan digodok lagi. “Yang jelas akan ada konsep baru yang fresh tahun depan, berhubung konsep musim sudah selesai. Pasti baru, atau mungkin saja menggunakan konsep gabungan beberapa musim, kita lihat tahun depan, masih rahasia,” ungkap Cinintha lugas.

Tak ada gading yang tak retak, begitupun ORENJI, tak luput dari beberapa kekurangan-kekurangan. Niko Sulistyo (20) asal Semarang, mengaku saking ramainya pengunjung, hal ini justru membuat kondisi kurang kondusif.

“Ya tadi saya rencana mau masuk obake, tapi karena antri luar biasa panjang, dan penuh sesak, mending saya relakan tiket saya dan mundur. Perlu dipertimbangkan masalah tempatnya, saya pikir ini tempatnya terlalu sempit untuk event seramai ini. Tapi secara keseluruhan eventnya keren, keren banget,” demikian pendapat Niko mengenai ORENJI.

Cinintha, mewakili panitia pun mengakui masih ada beberapa kekurangan di sana-sini. Hal ini akan menjadi pembelajaran bagi panitia agar tahun depan bisa lebih baik lagi.

“Tahun ini alhamdulillah kami didukung penuh oleh pihak kampus, karena kami rasa beliau-beliau juga mengamati perkembangan positif ORENJI dari tahun ke tahun. Masalah tempat yang kurang luas pun menjadi perhatian khusus kami untuk tahun depan, masukan-masukan seperti ini akan kami tampung dan rundingkan bersama Bapak Dekan.”

ORENJI Reika Matsuri sendiri berlangsung sangat meriah. Stand-stand makanan, komunitas, aksesoris dan busana berjejer memenuhi venue. Adapula omikoshi, lomba makan cepat kakigori, okomiyaki dan takoyaki, obakeyashiki, superball sukui, dan masih banyak lagi.

Panggung utama, yang sejak pertama kali ORENJI diadakan selalu terletak di posisi yang sama, menjadi pusat acara. Song cover, cosplay performance, kabaret, dance cover, dan band performance di area panggung utama berturut-turut bergantian menghibur para pengunjung.

Jangan lupakan pula aksi prima para band guest star yang namanya tak asing lagi seperti JP6, The Monkey Circus, Seyomur dan FAKU yang tak pernah lelah membuat pengunjung memanas jejingkrakan di depan panggung.

Penasaran seperti apa keseruan ORENJI Reika Matsuri 2015? Intip liputannya di sini: Teks dan Video: Shabara Wicaksono Foto: Ali Mu’min