Berita Jepang | Japanesestation.com

"Shelter" adalah sebuah animasi singkat yang diproduseri oleh seorang musisi Amerika, Porter Robinson. Pembuatan anime ini dilakukan dengan kerjasama antara Porter dan studio animasi asal Jepang, yaitu A-1 Pictures, dan dirilis pada tanggal 18 Oktober 2016 lewat media YouTube dan Crunchyroll.

Shelter The Animation, Animasi Pendek Kerjasama Amerika & Jepang
Official poster animasi "Shelter" (image: www.crunchyroll.com)

Animasi ini diproduseri oleh Porter Robinson, seorang DJ dan musisi asal Amerika, bekerjasama dengan studio animasi A-1 Pictures. BGM yang digunakan pada animasi ini, "Shelter" merupakan karya produser animasi ini, Porter Robinson dengan Madeon, seorang musisi dan DJ asal perancis, sedangkan character design yang digunakan pada animasi ini dibuat oleh Megumi Kouno. Karakter Rin yang menjadi tokoh utama animasi ini disulihsuarakan oleh Sachika Misawa.

Animasi singkat ini sendiri menceritakan Rin, seorang gadis berusia 17 tahun yang hidup sendiri di dalam sebuah simulasi futuristik yang semuanya dikendalikan oleh dirinya sendiri melalui sebuah tablet. Setiap hari, di dalam kesendiriannya Rin menciptakan sendiri dunianya menggunakan sebuah tablet, dunia yang indah dan berbeda tiap harinya. Sampai suatu ketika, Rin mulai mengingat kenangan-kenangannya sebelum kehidupannya di dalam simulasi virtual tersebut.

[SPOILER ALERT- Kalau kalian belum menonton video di atas, saya sarankan kalian tonton dulu sampai habis]

Ingatan-ingatan lama Rin makin lama makin jelas dan makin menjelaskan latar belakang mengapa Rin bisa berada di simulasi virtual tersebut. Pada saat itu, bumi sebenarnya sudah hancur, diluluhlantakkan oleh planet lain yang menabrak bumi. Di saat-saat terakhir bumi, yang sudah mulai hancur karena gangguan planet lain tersebut, ayah Rin menciptakan sebuah escape pod, yang dilengkapi sebuah sistem simulasi untuk anaknya. Di akhir cerita, digambarkan bahwa escape pod itu berhasil keluar dari bumi, tepat saat bumi dan planet lain bertabrakan. Di situ pula ingatan Rin akan kejadian di masa lalunya berhenti, dan ia kembali ke dunia simulasinya. Sementara di dunia nyata, tubuh Rin yang masih berada di dalam escape pod yang melayang di luar angkasa, terlihat menitikkan air mata, sementara Rin dalam dunia simulasi mengucapkan terima kasih pada ayahnya.

Shelter The Animation, Animasi Pendek Kerjasama Amerika & Jepang
Rin, tokoh utama animasi ini (image: sheltertheanimation.com)

Secara grafis, animasi ini memiliki kualitas yang bagus. Keindahan pemandangan dalam simulasi virtual yang dibuat oleh Rin sangat memanjakan mata, namun sekaligus juga memberikan sedikit gambaran mengenai kondisi bumi di saat-saat terakhirnya. Pemandangan dalam kenangan Rin juga dibuat dengan apik,terutama pada bagian di mana di atas langit tampak planet besar yang akan menghantam bumi, yang herannya berhasil digambarkan dengan "indah" sehingga tidak terasa mengancam.

Saya sangat menyukai bagian di mana di antara pemandangan-pemandangan indah dalam simulasi buatan Rin pun terselip pemandangan yang menggambarkan post-apocalyptic world secara tersirat, sebelum kenyataannya diberikan secara gamblang di akhir film. Terus terang, saat menonton adegan ini saya teringat dengan Melancholia, sebuah film yang menggambarkan premis yang sama dengan animasi ini.

Awalnya saya berekspektasi bahwa musiknya akan lebih kebarat-baratan, yang kemungkinan akan sulit cocok dengan gambar animasinya yang sangat anime, namun ternyata lagu "Shelter" ini cocok sekali dengan animasinya, cukup ear-catchy dan menyenangkan untuk didengarkan, dan (bagi saya) Jepang sekali. Bagi saya, musik di lagu dalam anime ini mengingatkan pada tipe-tipe lagu yang digunakan dalam rhythm game yang populer di arcade-arcade Jepang, namun tetap memiliki sisi melankolis yang tampak pada bagian akhir lagu.

Shelter The Animation, Animasi Pendek Kerjasama Amerika & Jepang
Pemandangan planet yang akan menghantam bumi, dilihat oleh Rin dan ayahnya (image: stoneyroads.com)

Kekurangan animasi ini menurut saya adalah, meskipun premis cerita animasi ini bagus, namun mungkin karena animasi ini adalah animasi pendek, sehingga walaupun oleh animasi ini saya dibuat bertanya-tanya apa yang terjadi, waktu yang terlalu singkat membuat waktu "menebak-nebak" ini berkurang banyak. Sehingga bagi saya berkesan terburu-buru. Tapi saya tetap harus mengacungkan jempol pada eksekusi apik sebuah premis cerita yang kompleks, namun dapat digambarkan pada video pendek ini.

Secara umum, saya melihat bahwa animasi ini mendapat banyak reaksi yang positif, hal ini terlihat dari isi komen-komen pada video ini di YouTube (walaupun banyak yang dibuat menangis oleh animasi ini, komentar mereka rata-rata sangat positif). Demikian juga dengan banyaknya orang yang membuat fanart Rin di media sosial. Terus terang setelah melihat sendiri animasi ini (ya, saya melihat hype-nya lebih dulu daripada videonya), saya malah berharap untuk melihat lebih banyak lagi tentang Rin.

Disclaimer: Isi review ini adalah pendapat saya pribadi sebagai seorang penyuka anime dan Jepang secara umum.

(Featured image: animenewsnetwork.com)