Di tahun fiskal 2023, tepatnya dari 1 April 2023 hingga 31 Maret 2024, pusat-pusat kesejahteraan anak di Jepang telah menangani 225.509 laporan pelecehan anak, menandai peningkatan 5% dari tahun sebelumnya dan melanjutkan tren kenaikan selama 33 tahun, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan dan Badan Anak dan Keluarga.
Kekerasan psikologis merupakan mayoritas kasus, yaitu sebanyak 59,8% (134.948 kasus), dengan 78.914 insiden kekerasan dalam rumah tangga yang disaksikan oleh anak-anak. Kekerasan fisik mencapai 22,9% (51.623 kasus), penelantaran 16,2% (36.465 kasus), dan kekerasan seksual 1,1% (2.473 kasus)
Lebih dari separuh laporan berasal dari rujukan polisi. Sumber lainnya termasuk tetangga dan kenalan (9,8%), keluarga dan kerabat (8,5%), dan sekolah (7,4%).
Seorang pejabat dari Badan Kesejahteraan Anak dan Keluarga menekankan pentingnya situasi ini dan perlunya meningkatkan sistem pusat kesejahteraan anak untuk melindungi anak-anak dengan lebih baik. Pemerintah berencana untuk meningkatkan pencegahan kekerasan terhadap anak dengan meningkatkan jumlah petugas kesejahteraan anak dan psikolog.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa angka-angka awal telah direvisi setelah beberapa kasus diputuskan untuk tidak dianggap sebagai pelecehan setelah penyelidikan lebih lanjut.