Berita Jepang | Japanesestation.com

Lewat survei yang dilakukan oleh You Can Pass Co., ada lebih dari 80% mahasiswa di Jepang yang mendukung sistem marga selektif bagi pasangan setelah menikah. Survei ini dilakukan secara daring pada September lalu kepada 200 mahasiswa yang terdaftar di universitas, vokasi, dan sekolah persiapan studi.

Kebijakan yang mewajibkan pasangan menikah memiliki marga yang sama membuat keragaman marga di Jepang merosot. Bahkan diprediksi seluruh penduduk Jepang akan memiliki marga Sato pada tahun 2531. Hilangnya keberadaan marga dapat menyebabkan hilangnya warisan keluarga dan daerah yang berikaitan dengan marga tersebut. Menanggapi fenomena ini, semakin banyak orang yang menyerukan sistem marga selektif.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh You Can Pass,74,1% responden laki-laki mendukung sistem ini. Menurut mereka, memberikan hak memilih pada orang lain adalah hal yang penting. Mereka juga tidak melihat adanya kepentingan mendesak untuk memiliki marga yang sama setelah menikah. 89,9% responden perempuan juga mendukung sistem ini dengan alasan kebebasan pribadi, kebanggaan terhadap nama keluarga, dan prosedur perubahan marga yang merepotkan.

Sementara itu, 25,9% responden laki-laki dan 10,2% responden perempuan menentang sistem ini. Bagi mereka, memiliki marga yang sama adalah bukti ikatan keluarga dan memberikan kesulitan bagi anak untuk memilih. Responden perempuan yang menolak juga berpendapat aturan ini dapat melemahkan ikatan antara suami dan istri.