Bulan Juni 2025 tercatat sebagai bulan terpanas di Jepang sejak pencatatan tersebut dimulai pada tahun 1898. Menurut keterangan Japan Meteorological Agency (JMA) pada Selasa (01/07) lalu, suhu rata-rata bulanan di Jepang mencapai yang tertinggi pada Juni dan diperkirakan akan tetap terjadi hingga bulan depan.
Para ilmuwan sempat menyampaikan bahwa gelombang panas yang sering terjadi dengan intensitas lebih tinggi ini turut disebabkan oleh perbuatan manusia. Meski begitu, ahli meteorologi Jepang mengungkapkan jika tingginya suhu di satu waktu spesifik tidak bisa langsung dihubungkan dengan perubahan iklim, namun perubahan iklim memang dapat mengakibatkan fenomena cuaca yang tak dapat diprediksi.
Jepang sendiri masih bergantung dengan bahan bakar fosil impor dan memiliki bauran energi paling kotor. Namun, pemerintah telah berencana untuk mengurangi emisi karbon sebesar 60% di tahun 2035 dan 73% di tahun 2040.
Para ahli juga memperingatkan tentang bunga sakura yang mekar lebih awal karena iklim hangat dan lapisan Gunung Fuji yang muncul lebih lambat dari biasanya. Musim dingin yang semakin kering juga dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan.
Musim panas tahun lalu menjadi yang terpanas dalam catatan, diikuti dengan musim gugur terpanas sejak pencatatan data dimulai 126 tahun yang lalu.