Berita Jepang | Japanesestation.com

Wabah Covid-19 masih menjadi masalah besar di berbagai belahan negara di Dunia, termasuk Jepang yang tengah berada dalam cengkeraman gelombang kelima COVID-19, terbesar hingga saat ini. Pemerintah setempat telah berjuang untuk mengendalikan lonjakan cepat infeksi virus corona, hinnga membuat 21 dari 47 prefektur di Jepang saat ini dalam keadaan darurat COVID-19.

Namun, ada satu hal yang membingungkan banyak orang yang mana beberapa acara-acara festival besar masih tetap diselenggarakan. Dilansir dari aramajapan, salah satu acara yang menjadi viral di media sosial akhir pekan ini adalah festival hip hop NAMIMONOGATARI 2021. Festival ini menampilkan musisi-musis seperti BAD HOP, Awich, JP THE WAVY, AKLO, dan FAKY, yang diadakan di Tokoname, Prefektur Aichi, salah satu prefektur dalam keadaan darurat.

Video NAMIMONOGATARI 2021 muncul di media sosial, menampilkan sekitar 8.000 orang yang tidak mematuhi jarak , tidak mengenakan masker, dan minum alkohol.

"Tidak ada jarak social distancing yang terlihat di dekat panggung, dan beberapa minuman beralkohol dijual di tempat tersebut. Sangat disesalkan bahwa permintaan keselamatan kami tidak diikuti," kata Gubernur Aichi Omura Hideaki dalam konferensi pers hari ini.

Pada tanggal 8 Agustus, pemerintah prefektur Aichi mulai menerapkan pembatasan bisnis, termasuk permintaan kepada penyelenggara acara besar untuk menahan diri dari menjual alkohol. Pembatasan yang diperketat akibat diterapkannya keadaan darurat yang diumumkan untuk seluruh prefektur pada hari Jumat dengan menetapkan batas 5000 penonton untuk acara besar.

Penyelenggara acara, office keef Co. yang berkantor di Nagoya, mengatakan acara musik tahunan telah diadakan sejak tahun 2005. Di bawah aturan acara yang diposting di situs web, para peserta diminta untuk memakai masker, menjaga jarak setidaknya satu meter, dan menahan diri untuk berteriak. Pihak perusahaan awalnya berencana untuk menjual 10.000 tiket untuk festival tahun ini.

Omura mengatakan pemerintah prefektur setempat akan memprotes kegagalan office keef Co dalam menerapkan langkah-langkah aturan terkait pembatasan sosial dan tidak akan lagi mengizinkan perusahaan tersebut untuk menggunakan fasilitas umum di prefektur mana pun.

Pejabat pemerintah Aichi kemudian mengirimkan surat protes ke penyelenggara, memintanya untuk melaporkan bagaimana tindakan COVID-19 di tempat tersebut. Namun, office keef Co. mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa penonton tidak mematuhi jarak, meskipun berulang kali diingatkan tentang aturan melalui layar tampilan utama dan speaker. Pada satu kesempatan, pembawa acara memperingatkan orang-orang agar tidak melepas masker mereka.

Perusahaan juga mengatakan persiapan untuk menerapkan langkah-langkah COVID-19 di acara besar seperti itu seharusnya lebih baik dan "sangat meminta maaf karena menyebabkan masalah." Untuk penjualan alkohol, office keef Co. mengatakan telah melaporkan ke prefektur sebelumnya bahwa beberapa minuman yang telah dibeli dari pemasok akan dijual selama acara, dengan penjualan dibatasi hingga dua botol per orang.

Wali Kota Tokoname Ito Tatsuya mengatakan pada sidang dewan kota hari ini bahwa ia juga akan mengirimkan surat protes kepada penyelenggara festival. "Itu adalah peristiwa yang sangat merusak di mana tidak ada pedoman keselamatan yang diikuti," kata Ito.

Zeebra, yang tampil di acara tersebut, mengatakan dalam sebuah posting Twitter, "Kita tampil di Namimonogatari kemarin karena kita diberitahu bahwa aturan yang ditetapkan oleh pemerintah prefektur akan diikuti (di tempat tersebut), tetapi itu adalah lingkungan yang berbahaya."