Berita Jepang | Japanesestation.com

Japan Meteorological Agency (JMA) akan mempertimbangkan penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca. Rencananya, sistem AI akan didasarkan pada data cuaca historis dengan menggabungkan model prakiraan numerik yang digunakan saat ini.

Sistem AI ini akan menggunakan pembelajaran mendalam untuk analisis data dalam jumlah besar, identifikasi pola cuaca untuk memprediksi suhu dan curah hujan, serta berbagai prediksi lainnya. Hingga saat ini, AI telah digunakan untuk menyempurnakan simulasi dan masih dalam pengawasan ahli.

Saat ini, prakiraan cuaca masih menggunakan model prediksi cuaca numerik berdasarkan data pengamatan dan super komputer untuk simulasi. Hasil dari simulasi tersebut kemudian akan dianalisis dan diperhitungkan oleh ahli untuk menerbitkan laporan cuaca dan peringatan bencana.

JMA diperkirakan akan mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan fungsionalitas data menggunakan AI pada Juni mendatang. Selain untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca, AI juga memungkinkan untuk digunakan memproses data pengamatan dari satelit cuaca Himawari-10 yang akan diluncurkan pada tahun fiskal 2029 mendatang.