Berita Jepang | Japanesestation.com

Letusan gunung berapi di masa lalu telah membentuk sejumlah gua lava di sekitar wilayah Fujigoko atau Lima Danau Fuji di Prefektur Yamanashi. Tiga di antara gua-gua ini terbuka untuk umum untuk dijelajahi para wisatawan, antara lain: Gua Kelelawar, Gua Es, dan Gua Angin. Namun, berhati-hatilah, karena beberapa gua memiliki lorong dengan langit-langit rendah dan tangga curam yang bisa licin ketika basah

Ketiga gua ini terletak di Aokigahara, yang mana merupakan sebuah hutan yang tumbuh di atas lapisan lava. Aokigahara juga dikenal sebagai Jukai atau Laut Pohon, karena vegetasi lebatnya dan lantai hutan yang surreal dan berombak.

Hutan ini juga memiliki julukan yang menatkutkan, yang mana dikenal sebagai 'hutan bunuh diri' karena sejarah orang-orang yang memilih untuk mengakhiri hidup mereka di sana. Namun,tempat ini sebenarnya merupakan area yang indah dengan jalur pendakian pendek yang menghubungkan gua-gua satu sama lain.

Komoriana

Gua Kelelawar Saiko (Tokyo Day Trip).
Gua Kelelawar Saiko (Tokyo Day Trip).

Komoriana atau disebut juga Gua Kelelawar Saiko diambil namanya dari Danau Saiko yang terletak di dekatnya. Dengan panjang lebih dari 350 meter, gua ini adalah gua terbesar dari ketiga gua tersebut.  Gua yang sepenuhnya terbentuk dari lava kering ini memiliki beberapa ruang dan terowongan untuk dieksplorasi, serta banyak stalaktit lava untuk dikagumi dengan cahaya remang-remangnya.

Di bagian belakang gua, koloni kelelawar tinggal di area yang dilindungi dimana pengunjung tidak diperbolehkan untuk masuk. sehingga pengunjung kemungkinan tidak akan melihat satu pun kelelawar saat menjelajahi gua tersebut. Namun, masih menyenangkan untuk menjelajahi berbagai ruang dan jalur gua, beberapa di antaranya begitu rendah sehingga pengunjung harus membungkuk untuk mencapai sisi lain gua.

Gua Es Narusawa

Formasi es di Gua Es Naruawa (Headout).
Formasi es di Gua Es Naruawa (Headout).

Terletak di timur Hutan Aokigahara, Gua Es Narusawa adalah gua es alami yang berusia lebih dari 1150 tahun. Dibentuk setelah letusan Gunung Fuji pada tahun 864, gua ini telah lama digunakan oleh penduduk wilayah tersebut sebagai tempat penyimpanan makanan atau peralatan medis pada masa itu.

Bahkan di bulan-bulan musim panas, jalur-jalurnya dihiasi dengan formasi es yang besar. Melintasi rute lingkaran sepanjang 150 meter, gua tersebut menurun 21 meter di bawah langit-langit yang tingginya terbatas dan memiliki tangga yang berbahaya. 

Dengan suhu rata-rata sekitar 3°C, gua Narusawa kini menjadi tempat wisata populer bagi para penggemar gua. Dan banyak wisatawan datang setiap hari untuk mengagumi stalaktitnya dalam cahaya biru dari lampu sorot gua. Namun, berhati-hatilah saat kalian menjelajahi terowongan lava, perhatikan ketinggian kepala, dan pastikan memegang erat pegangan tangga saat naik!

Fugaku Fuketsu

Jalan masuk ke Gua Angin (Japan Rail & Travel).
Jalan masuk ke Gua Angin (Japan Rail & Travel).

Terletak dekat dari Gua Narusawa, Fugaku Fuketsu atau Gua Angin adalah gua yang cantik dengan panjang 201 meter dan tinggi 8,7 meter. Seperti tetangganya, Gua Fugaku Fuketsu juga berasal dari gletser alami yang terbentuk akibat salah satu letusan Gunung Fuji.

Di masa lalu, gua ini digunakan sebagai area penyimpanan alami untuk benih dan kepompong berkat suhunya yang sangat rendah sepanjang tahun.  Kepompong-kepompong ini kemudian digunakan untuk menyediakan sutra kepada pembuat kimono di wilayah tersebut.

Pengunjung dapat melihat fasilitas penyimpanan ini, serta rak lava dan pilar es selama berjalan santai selama 15 menit.  Navigasi gua ini mudah dilakukan karena tidak terlalu curam dan langit-langit gua tidak sesempit dua gua lainnya. Ketiga gua ini dapat dieksplorasi tanpa memerlukan panduan atau peralatan khusus. Namun, helm tetap disediakan di pintu masuk, dan sangat disarankan untuk dikenakan terutama jika kalian memiliki badan yang tinggi. Sepatu yang sesuai juga merupakan kebutuhan, karena banyak lorong yang curam dan licin.