Berita Jepang | Japanesestation.com

Kastil Matsue atau Matsuejō (松江城) ) adalah satu-satunya kastil yang tersisa di Prefektur Shimane dan salah satu dari 12 kastil di Jepang yang mempertahankan menara aslinya. Dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota, tempat ini adalah salah satu tempat terbaik di Shimane untuk menikmati bunga sakura atau menikmati pemandangan Danau Shinji. Selain itu, kastil ini wajib dikunjungi oleh para penggemar budaya teh Jepang karena Matsudaira Fumai, penguasa Matsue ketujuh dan pendiri upacara minum teh Fumai-ryu, pernah membuat rumahnya di sini.

Sejarah dan Daya Tarik Kastil Matsue

Kastil Matsue (Japan Guide)
Kastil Matsue (Japan Guide).

Kastil Matsue selesai dibangun pada tahun 1611, beberapa tahun setelah pertempuran terakhir yang menentukan masa depan feodal Jepang. Pada tahun 1638, wilayah kekuasaan dan kastil dipindahkan ke cabang Klan Matsudaira, kerabat shogun Tokugawa Ieyasu. Bertengger di atas bukit dan dikelilingi oleh parit dan tembok tebal, kastil ini dibangun untuk menahan perang. Kemudian renovasi besar-besaran dilakukan pada tahun 1950-an untuk melestarikannya lebih lanjut, dan bagian dalam bangunan utama sekarang menjadi museum yang memajang senjata dan artefak kuno.

Saat ini pengunjung dapat naik ke enam lantai kastil dan mengikuti jejak para penguasa Matsue. Pengunjung akan menyaksikan pajangan baju besi,, senjata, dan peralatan kehidupan sehari-hari. Fitur struktur asli seperti lubang menembak, jendela untuk menjatuhkan batu ke penyerang, dan sumur bawah tanah juga dipertahankan. Setelah mencapai lantai atas kastil, pemandangan kota Matsue dan alam sekitarnya selama 360 derajat menanti pengunjung.

Selain berkeliling ke tempat penyimpanan dan pekarangan utama kastil, pengunjung juga dapat menikmati pelayaran perahu sungai di sekitar parit kastil. Perahu-perahu tersebut, yang berangkat setiap 20-30 menit dari beberapa titik keberangkatan di sekitar kastil, dikemudikan di sekitar parit dan kanal sempit yang membentuk Sungai Horikawa oleh tukang perahu dan wanita perahu yang berbagi tentang sejarah daerah tersebut.

Budaya Minum Teh di Matsue

Chado atau upacara minum teh di Jepang (National Geographic).
Chado atau upacara minum teh di Jepang (National Geographic).

Matsue dianggap sebagai kota budaya upacara minum teh utama berkat pengaruh Lord Matsudaira Harusato, yang lebih dikenal dengan nama praktisi tehnya Fumai. Selain mendirikan gaya upacara minum tehnya sendiri, yang masih dipraktekkan hingga saat ini, ia melindungi produksi lokal wagashi (manisan teh).

Kota Matsue setiap tahun menghormati warisan Fumai dengan menyelenggarakan upacara minum teh akbar di halaman kastil. Di sini, para praktisi upacara matcha, teh hitam, dan teh hijau mengundang pengunjung untuk mencicipi seni kerajinan mereka yang lezat dan elegan. Acara ini merupakan salah satu tempat terbaik bagi para pecinta dan pendatang baru untuk merasakan luasnya budaya teh Jepang.

Menara kastil dibuka mulai pukul 8.30 hingga 18.30 dari bulan April hingga September. Kemudian dari bulan Oktober hingga Maret, menara ini dibuka mulai pukul 8.30 hingga 17.00. Para pengunjung orang dewasa akan dikenakan tiket sebesar 680 yen.