Biei adalah sebuah desa pertanian kecil di Hokkaido. Desa dengan pemandangan indah berupa berhektar-hektar lahan pertanian ini menciptakan pemandangan bunga-bunga serta tanaman sejauh mata memandang. Desa ini menarik perhatian 1,6 juta wisatawan tiap tahunnya.
Sayangnya, kunjungan wisatawan ini menjadi beban bagi para petani lokal akibat ulah wisatawan yang sembarangan dalam berkunjung. Memasuki area yang tidak diizinkan, parkir menghalangi kegiatan pertanian, merusak lahan, dan membuang sampah sembarangan adalah beberapa contoh dari tindakan kurang terpuji para wisatawan. Sepanjang tahun, perbuatan turis ini masih dapat ditoleransi oleh warga lokal, dan turis-turis yang ingin berkunjung masih dipersilakan untuk datang dan menikmati keindahan Biei.
Banyaknya wisatawan terutama influencer yang seenaknya mengambil foto tanpa memperdulikan usaha para petani lama kelamaan membuat warga lokal geram. Banyak influencer tersebut seenaknya menerobos lokasi-lokasi yang tidak diizinkan hanya demi mendapatkan like di instagramnya, setelah itu, para pengikutnya akan menirukan dan mengambil foto yang sama seperti influencer tersebut, menambah masalah tersebut menjadi lebih besar.
Banyak pengunjung yang tidak sadar kalau keindahan lokasi tersebut semuanya berkat kerja keras warga lokal dan para petani yang selalu berusaha dalam mengolah lahan serta tanaman yang ada sehingga area ini dikenal dengan keindahannya. Wistawan ini hanya menganggap tanaman-tanaman serta ladang-ladang yang ada hanyalah sebuah lokasi yang disediakan bagi wisatawan untuk mengambil foto seenaknya, padahal sebenarnya ladang-ladang itu adalah sumber pendapatan para warga lokal dan petani sebagai sumber rezeki mereka.
Salah satu spot yang menjadi incaran wisatawan adalah, Tetsugaku no Ki atau Pohon Filosofi. Sayangnya, berkat banyaknya lonjakan pengunjung, pada akhirnya pohon ini harus ditumbangkan dengan berat hati.
Setelah Biei menerima sorotan media, banyak wisatawan yang mulai mengambil foto dari pohon bersejarah ini, merusak ladang serta tanaman para petani dalam prosesnya. Dengan banyaknya turis yang berkunjung dan memarkir kendaraannya sembarangan, para petani bahkan tidak dapat mengemudikan traktornya ke ladang-ladang milik mereka pribadi, mengurangi kinerja petani secara drastis.
Sang pemilik lahan paham kalau situasi Pohon Filosofi ini sudah tidak mungkin untuk diselamatkan lagi, hingga akhirnya pohon ini harus ditumbangkan pada tahun 2016 silam dengan harapan wisatawan berhenti mengambil foto sembarangan dan tidak memasuki properti pribadi milik para petani. Selain Pohon Filosofi masih ada juga satu pohon lain yang ikonik disini, yaitu Pohon Tujuh Bintang, apabila kondisi wisatawan tidak berubah, bukan tidak mungkin kalau nasib pohon ini akan sama seperti Pohon Filosofi.
Meski mendapatkan banyak kerusakan akibat adanya turisme ke Biei, namun para warga lokal tidak sepenuhnya menyerah dalam menerima pengunjung, hanya saja, harus ada langkah tegas yang diambil.
Hal-hal itulah yang mendorong Tomoki Ohnishi, sosok yang memimpin area pertanian desa Biei di Hokkaido, untuk memulai mengadakan proyek menggalang dana yang bertujuan untuk memberi edukasi kepada para pengunjung yang mampir. Proyek ini akan digunakan untuk membenahi kerusakan-kerusakan yang terjadi, serta memberikan petunjuk dan arahan kepada para wisatawan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi, proyek ini juga menerima sumbangan dari para donatur yang nantinya digunakan untuk membantu para petani mengolah lahan indahnya.
Proyek ini mendapatkan dukungan yang sangat luar biasa dari para penduduk Jepang dan juga mancanegara. Dari target yang diincar sebanyak 1 juta yen, donasi yang sudah terkumpul hingga akhir Juni sudah menembus 3,3 juta yen. Proyek penggalangan dana ini sudah berakhir pada akhir Juni lalu, jadi kalian sudah tidak bisa memberi donasi lagi.
Untuk kalian yang memiliki rencana untuk berkunjung ke tempat wisata, mohon diperhatikan untuk tidak melanggar aturan-aturan tempat wisata yang berlaku, jangan sekali-kali menerobos larangan hanya demi pengakuan di dunia maya.
images : japankurufunding sumber : grapee, facebook