Berita Jepang | Japanesestation.com

Beberapa tahun belakangan ini, film Jepang, baik live-action maupun film anime, mulai banyak ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia. Ini tentu adalah angin segar bagi para penyuka anime di Indonesia, setelah sebelumnya, selama bertahun-tahun hanya bisa ngiler tiap ada film anime dan live-action yang rilis di negeri bunga sakura itu, atau terpaksa menonton vcd bajakan impor Singapura dengan kualitas seadanya.

Meski demikian, sebuah insiden bisa jadi mengakhiri angin segar bagi para penyuka anime di Indonesia tersebut. Salah satu chain bioskop di Indonesia, CGV Blitz  pada 29 Oktober 2017 lalu mengumumkan melalui sebuah post yang di-posting di halaman Facebook resminya, bahwa karena adanya penonton yang merekam dan menyebarkan isi film anime yang ditayangkan di CGV melalui media sosial, maka CGV menyatakan akan menunda kepastian tayang film anime yang sebelumnya telah diumumkan. Postingan ini juga mengungkapkan adanya kemungkinan untuk chain bioskop tersebut berhenti menayangkan film anime.

Seperti terlihat dalam postingan di atas, anime yang dibajak melalui media sosial tersebut adalah NO GAME NO LIFE: ZERO, dan terungkapnya insiden ini berakibat ketidakjelasan tayang anime-anime seperti FATE/KALEID dan sebagainya. Salah satu komentar dalam postingan CGV di atas memberikan info lebih Jelas mengenai keadaan pembajakan yang dilakukan oleh akun instagram forumanime.id melalui media sosial tersebut sebagai berikut:

 

Menanggapi postingan CGV Blitz tersebut, banyak komentar yang dilontarkan netizen, utamanya yang juga adalah penggemar anime, di antaranya ada yang bersifat menyetujui sikap CGV tersebut, yang memberi saran dan kritik mengenai hal ini, sampai komentar yang menyalahkan pihak CGV atas tidak maksimalnya penggunaan CCTV mereka hingga menyebabkan pelaku bisa merekam dan menyebarkan video tersebut.

 
 
 
 

Insiden perekaman dan pembajakan film yang sedang tayang di bioskop melalui media social memang bukan problem eksklusif film anime, namun merupakan sebuah epidemik yang melanda masyarakat zaman sekarang, dan terutama dilakukan oleh mereka yang nilai dirinya ditentukan semata melalui eksistensi di media sosial belaka.

Penting bagi kita, para penyuka anime untuk ingat, bahwa ditayangkannya film anime di Indonesia bukanlah sesuatu yang pasti akan berjalan biar apapun yang terjadi. Dahulu, film anime tidak ada yang tayang di Indonesia, namun setelah proses selama bertahun-tahun, pihak pemilik hak cipta di Jepang akhirnya mulai menilai bahwa film anime mereka bisa tayang di Indonesia.

Tegakah kalian merusak proses bertahun-tahun tersebut, mengembalikan Indonesia ke era tanpa film anime, dan menghilangkan kebahagiaan sesama penyuka anime lain, hanya demi memuaskan kebutuhan kalian akan eksistensi  di media sosial belaka? Jika jawaban kalian adalah iya, mungkin sudah waktunya bagi kalian untuk berhenti saja mengakui diri sebagai penyuka anime.

Bahkan para scanlator yang notabene adalah pembajak bona fide saja memiliki kode etik untuk menghapus scanlation buatannya yang sudah dilisensi resmi di negaranya. Sudah saatnya kita memiliki kesadaran untuk TIDAK merekam dan menyebarkan film bioskop melalui media sosial, dan mengingatkan orang lain yang kita lihat sedang melakukannya, untuk berhenti. Bisa dikatakan, ke depannya, apa yang kita lakukan dan tidak lakukan, akan memberi andil besar bagi kelangsungan tayangnya film anime kesukaan kita di Indonesia.

(Featured image:Facebook)