Berita Jepang | Japanesestation.com

Serial manga sepak bola Captain Tsubasa diumumkan berakhir pada hari Kamis (4/4) setelah berjalan selama 43 tahun. Penciptanya, Yoichi Takahashi mengatakan dia akan pensiun sebagai seniman manga tetapi tetap melanjutkan kegiatan menggambarnya.

Episode pertama "Kapten Tsubasa" dicetak di Shukan Shonen Jump weekly pada tahun 1981.

Serial ini telah diadaptasi untuk anime dan game di lebih dari 50 negara dan wilayah dan telah memikat anak-anak termasuk beberapa yang menjadi pesepakbola profesional seperti bintang Spanyol Andres Iniesta. Di Jepang, komik seri ini terjual lebih dari 90 juta kopi.

Rumah penerbitan Tokyo Shueisha Inc. mengumumkan akhir dari seri manga di Majalah Captain Tsubasa pada bulan Januari. Takahashi pada saat itu mengutip "penurunan kekuatan fisik dan perubahan lingkungan menggambar yang disebabkan oleh gelombang digitalisasi baru-baru ini" yang katanya memperlambat kecepatan dia menggambar manga.

Mangaka Captain Tsubasa, Yoichi Takahashi (AFP)
Mangaka Captain Tsubasa, Yoichi Takahashi (AFP)

Takahashi menyampaikan di situs web khusus bahwa dia masih akan memproduksi cerita tentang Tsubasa, keajaiban sepak bola yang merupakan karakter utama serial ini. Namun karyanya akan beralih ke format storyboard kasar yang dia harapkan dapat diproduksi lebih cepat.

"Saya masih suka menggambar ilustrasi dan memikirkan cerita," katanya dalam sebuah postingan di platform media sosial X, pada Rabu lalu.

Karena formatnya tidak memerlukan tinta dan penambahan tone warna, Ia menyebut akan dapat menyampaikan cerita-ceritanya di waktu yang akan datang dengan lebih cepat.

Cerita Captain Tsubasa akan berlanjut dalam format baru di situs web "Captain Tsubasa World " mulai musim panas ini, dengan rilis mingguan.

Cerita terakhir dalam format manga, "Captain Tsubasa Rising Sun," menggambarkan Tsubasa berpartisipasi dalam Olimpiade sebagai kapten tim sepak bola Jepang U-23.

Mengingat bahwa titik awalnya sebagai seniman manga adalah kembali ke sekolah dasar ketika dia mulai menggambar karya asli menggunakan pensil di selembar kertas kosong, Takahashi berkata bahwa saat ini ia akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya saat itu dalam menggambar sebuah serial manga dengan pensil.

Dia juga berharap memiliki lebih banyak kebebasan berekspresi karena dia tidak lagi menghadapi kebutuhan untuk memenuhi tenggat waktu atau persyaratan untuk jumlah halaman atau ukuran format.