Berita Jepang | Japanesestation.com

Jika kamu memperhatikan berita minggu ini, kamu mungkin akan menyadari sebuah komunitas besar anime sedang panik tentang Studio Ghibli. Salah satu pendiri perusahaan tersebut, sutradara Toshio Suzuki, mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa studio tersebut sedang melakukan "restrukturisasi". Itu berarti film animasi paska produksi karya Goro Miyazaki, Ronia the Robber's Daughter, tetap akan ditampilkan. Studio ini telah menangkap hati semua penggemar film sepanjang sejarahnya yang panjang. Inilah beberapa fakta dari studio favorit di Jepang tersebut.

7. Jone Lasseter dan Hayao Miyazaki adalah teman lama.

miyazaki-hayao-miyazaki-john-lasseter

Benarkah ini merupakan suatu kejutan bahwa otak di balik Pixar dan sutradara terkenal dari Studio Ghibli adalah teman dekat? Keduanya bertemu lebih dari 30 tahun yang lalu ketika My Neighbor Totoro masih dalam tahap produksi. Lasseter pernah bekerja sebagai produser untuk beberapa versi bahasa Inggris dari film Miyazaki seperti: Ponyo, Porco Rosso, Spirited Away, dan Tales from Earthsea. Totoro juga membuat sebuah cameo dalam Toy Story 3.

6. Seekor cacing mengambil namanya dari Catbus.

tumblr_n82r4lzgua1rt479bo1_1280

Peneliti Vietnam Thai Drab Bai dan Nguyen Duc Anh menemukan tipe baru dari seekor cacing halus seperti beludru pada tahun 2010. Setelah pemeriksaan lebih dekat, para peneliti setuju bahwa cacing itu menyerupai Catbus dari film My Neighbor Tototo dan secara resmi menamainya "Eoperipatus Totoro". Cacing ini terlalu kecil untuk mengangkut apapun, termasuk orang-orang, tapi tetap saja terlihat imut.

5. Anak Komposer Joe Hisaishi adalah seorang penyanyi.

asian-film-awards-2009-0qtislbgbjll

Beberapa lagu dari komposer pemenang penghargaan Joe Hisaishi telah ditampilkan di berbagai film klasik Ghibli hingga banyak dalam karya-karyanya saat ini, tapi mungkin kamu pernah mendengar anak perempuannya bernyanyi juga. Mai Fujisawa adalah suara di balik lagu tema Nausicaä. Fujisawa kembali bekerja dengan ayahnya dalam lagu tema untuk role-playing game produksi Level 5, Ni no Kuni: Wrath of the White Witch.

4. Pencipta Earthbound hadir dengan slogan Princess Mononoke.

mononoke_p

Slogan film bisa jadi ironis. coba pikirkan slogan film Alien "In Space, No One Can Hear You Scream (Di luar angkasa, tidak ada orang yang mendengarmu berteriak)", atau slogan film Ghostbuster "Who Ya Gonna Call? (Siapa yang akan kamu panggil?)" Untuk Princess Mononoke, Ghibli berpaling ke seorang penulis naskah, penulis esai, dan penulis lirik Jepang Shigesato Itoi, yang mungkin lebih dikenal oleh para penggemar di Amerika Utara karena menciptakan serial game Earthbound/Mother. Ghibli pernah bekerja sama dengan Itoi sebelumnya ketika dia mengisi suara ayah Satsuki dalam My Neighbor Totoro. Itoi telah memberikan lebih dari 50 slogan sebelum akhirnya Ghibli setuju memilih "Ikiro" (Survive).

3.Porco Rosso seharusnya menjadi sebuah film In-Flight.

fio_and_porco_in_porco_rosso

Salah satu film Ghibli tentang seorang pilot yang dikutuk menjadi babi dibiayai oleh perusahaan penerbangan Jepang untuk menunjukkan penerbangan luar negeri mereka. Dengan target pemirsa mereka adalah para pengusaha yang lelah, dan studio tersebut bergulat dengan bagaimana caranya menciptakan sebuah film menarik yang bisa dinikmati oleh pemirsa yang kelelahan. Miyazaki kemudian mengatakan bahwa film tersebut menjadi lebih sulit dibuat ketika sebuah perang nyata terjadi di negara dekat laut Adriatic, tempat yang sama dalam latar tempat film tersebut.

2. Para animatornya diperlakukan dengan sangat baik.

studio_ghibli_1

Sudah menjadi rahasia umum bahwa menjadi seorang animator di Jepang berarti bekerja sangat lama dengan bayaran yang sangat sedikit. Studio Ghibli memutuskan untuk mematahkan tren tersebut dengan menawarkan berbagai fasilitas untuk para karyawannya. Setiap hari Sabtu, beberapa terapis pijat datang untuk memberikan rehat bagi para pekerja yang kelelahan. Terdapat sebuah ruangan makan siang dengan berbagai makanan dan minuman sehingga para karyawan bisa bergaul. Studio ini juga sepertinya menjadi penggemar untuk kesempatan kerja yang sepadan: rasio laki-laki dan perempuan di studio tersebut mendekati 50/50.

1.Hayao Miyazaki menggambar dengan tangan semua air dalam Ponyo.

ponyo

Ponyo jelas merupakan karya yang penuh gairah untuk studio tersebut, yang mengembalikan cara menggambar di atas seluloid animasi tradisional untuk pertama kalinya sejak Princess Mononoke. Sebagian terinspirasi oleh The Little Mermaid karya Disney, film ini menampilkan banyak sekali pemandangan laut, baik di permukaan maupun di bawah laut. Miyazaki sendiri yang menggambar hampir sebagian besar air dari film tersebut dan setiap ombaknya sambil bereksperimen dengan seni ekspresionis. Hasilnya jelas sangat indah.