Berita Jepang | Japanesestation.com

Menanggapi lonjakan pariwisata, berbagai daerah di Jepang telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mengelola masuknya pengunjung. Selain Kyoto yang menerapkan pajak akomodasi untuk wisatawan, Kota Atami di Prefektur Shizuoka baru-baru ini juga melakukan hal yang sama, yang berlaku untuk semua wisatawan, termasuk penduduk Jepang.

Pajak Akomodasi Baru di Kota Atami

Mulai 1 April, Kota Atami yang terkenal dengan resor pemandian air panasnya telah memberlakukan pajak akomodasi sebesar 200 yen per orang per malam. Pajak ini dipungut oleh sekitar 380 tempat penginapan di dalam kota.

Proyeksi pendapatan sebesar 565 juta yen untuk tahun anggaran saat ini diperuntukkan bagi inisiatif promosi pariwisata dan mendanai Biro Pariwisata Atami. Biro ini, yang berfungsi sebagai Destination Management Organization (DMO), bertujuan untuk meningkatkan daya tarik Atami bagi pengunjung domestik dan internasional.

Kota ini telah proaktif dalam menyebarkan informasi tentang pajak akomodasi kepada para wisatawan melalui penempatan poster dan pamflet di fasilitas-fasilitas akomodasi selama enam bulan terakhir.

Reaksi dan Kekhawatiran Warga Lokal

Tidak seperti daerah lain di mana pajak serupa menargetkan pengunjung asing, pajak akomodasi di Atami mencakup semua wisatawan, termasuk warga negara Jepang. Aturan ini telah menyebabkan frustrasi di kalangan wisatawan domestik yang merasa ditargetkan secara tidak adil.

Para pengguna media sosial menyuarakan kritik keras. Beberapa dari mereka berkomentar, “Berapa banyak pajak yang mereka butuhkan sebelum cukup?” sementara yang lain menyarankan, “Mengapa tidak membebankan pajak kepada orang asing saja?”

Namun, alasan di balik pengenaan pajak untuk semua pengunjung pada dasarnya disebabkan karena turis asing hanya menyumbang sekitar 1% dari 2,97 juta pengunjung yang bermalam di Atami setiap tahunnya.

Seandainya kota ini membebankan pajak akomodasi hanya kepada turis asing, jumlah pendapatan yang diperoleh akan sangat kecil dibandingkan dengan 565 juta yen yang diharapkan untuk tahun anggaran berikutnya.