Buat kamu yang suka mempelajari sesuatu tentang sejarah Jepang, Dejima di Kota Nagasaki, Kyushu, bisa jadi pilihan tepat. Di area ini, kamu bisa mempelajari sejarah perdagangan internasional Jepang sambil berwisata melihat-lihat gedung-gedung bertema Eropa. Penasaran? Ayo simak penjelasan berikut!
Dilansir dari Japan Guide, awalnya Dejima adalah pulau buatan manusia yang dibangun pada tahun 1636 di sekitar Pelabuhan Nagasaki untuk memisahkan masyarakat Portugis dari penduduk Jepang dan mngontol aktifitas misionaris mereka. Setelah orang Portugis pergi dar Dejima, wilayah ini diduduki oleh orang Belanda dan dijadikan pusat perdagangan. Kini, Dejima bukan lagi pusat perdagangan milik Belanda, namun jejak peninggalannya masih ada, dan cocok dijadikan tempat wisata.
Sebelum menjad seperti sekarang, Dejima merupakan satu-satunya “pintu” bagi orang-orang Eropa dalam melakukan transaksi perdagangan di Jepang ketika masa sakoku (aturan agar orang asing tidak memasuki Jepang dan warga Jepang tidak boleh meninggalkan Jepang). Hal inilah yang membuat Dejima berperan penting dalam pengembangan budaya, industry, dan pengetahuan di Jepang. Banyak pelajar Jepang saat itu datang ke Nagasaki unruk mempelajari Rangaku (ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologi asal Eropa), seperti obat-obatan, kimia, persenjataan, navigasi, dan astronomi.
Awalnya, Rangaku hanya bisa dipelajari oleh orang-orang yang ditunjuk menjadi Oranda Tsuji (interpreter untuk orang Belanda). Namun pada tahun 1720, Rangaku bisa dipelajari oleh masyarakat umum.
Setelah orang-orang Belanda meninggalkan Dejima pada abad ke-20, pulau buatan manusia ini hilang akibat daerah sekitarnya direklamasi. Kini, Kota Nagasaki tengah menyusun rencana untuk mengembalikan Dejima kembali seperti dulu, saat abad ke-19. Untuk itu, pemerintah kota ini membangun kembali bangunan-bangunan di tempat ini, seperti rumah-rumah ala Eropa, gudang, dinding, dan gerbang-gerbang. Bangunan-bangunan hasil restorasi ini dibangun dengan metode tradisional zaman Edo dan akan diisi oleh furniture ala Eropa yang desainnya diambil dari gambar-gambar pulau ini pada abad ke-19 dan model gedung-gedung di Dejima yang kini tersimpan di Belanda.
Pemerintah kota Nagasaki juga membuat pameran dan museum yang berisi sejarah Dejima, asal-usul Rangaku, dan miniature Dejima yang dibuka untuk umum. Di sini, para pengunjung dapat melihat dan merasakan bagaimana kehidupan sehari-hari di Dejima pada zaman dulu.
Pengunjung juga dapat meminjam kimono (tersedia untuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak) agar makin terasa sensasi jalan-jalan di Dejima pada abad 19-nya. Tinggal meminjam dari toko-toko penyewaan kimono pilihanmu, siap deh jalan-jalan di Dejima.
Untuk menuju ke sini, kamu bisa naik trem menuju Dejima Tram Stop dengan membayar 130 yen. Sesampainya di Dejima, kamu harus membayar tiket masuk sebesar 520 yen. Jika masih penasaran, bisa klik situs resmi Nagasaki tentang Dejima ya.