Berita Jepang | Japanesestation.com

Mencari tempat pelarian dari teriknya cuaca musim panas di Jepang? Tenang saja, kami punya solusinya!  Terletak di tengah-tengah alam yang tenang, Kawadoko siap memberikan pengalaman bersantap yang unik dan mempesona yang memungkinkanmu untuk menikmati kelezatan kuliner di tengah teriknya musim panas di Jepang.

Gaya bersantap tradisional yang terletak di atas sungai yang mengalir dan di tengah-tengah tanaman hijau yang rimbun ini memberikan ketenangan sejuk dari teriknya musim panas. Saat kamu menikmati hidangan yang disiapkan dengan cermat, suara gemericik air yang menenangkan dan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan menciptakan suasana yang sangat indah, menjadikan Kawadoko bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga sebuah perjalanan indrawi yang tak terlupakan.

Apa itu Kawadoko?

Kawadoko di Kibune, Kyoto (Travel Caffeine)
Kawadoko di Kibune, Kyoto (Travel Caffeine)

Kawadoko merupakan sebutan untuk restoran yang didirikan tepat di atas sungai. Ya, kamu tidak salah baca. Restoran jenis ini memang berada tepat di atas sungai. Sebuah lantai tambahan akan ditempatkan di atas sungai, setidaknya di pinggir sungai, sehingga pengunjung dapat menikmati suasana bersantap di tengah-tengah suasana alam. 

Meskipun secara harfiah kawadoko berarti "dasar sungai" dalam bahasa Jepang, kata ini juga menggambarkan kafe dan restoran yang mendirikan platform yang ditinggikan di atas atau di dekat sungai selama musim panas. Kawadoko, yang juga dikenal sebagai yuka atau noryo-yuka, dirancang untuk memberikan pengalaman bersantap yang mendebarkan bersama dengan semprotan air sungai yang sejuk dan angin sepoi-sepoi.

Jenis dan desain kawadoko berbeda tergantung pada daerahnya. Beberapa Kawadoko dibangun lebih jauh ke belakang dari tepi sungai, sementara yang lain hanya beberapa inci di atas sungai.

Sejarah Kawadoko

Kawadoko di Sungai Kamo (Tsunagu Japan)
Kawadoko di Sungai Kamo (Tsunagu Japan)

Sejarah Kawadoko dimulai pada awal era Edo (1603-1868).Para pedagang kaya di Kota Kyoto memulainya dengan mendirikan kursi dan kedai teh di sepanjang tepi Sungai Kamo. Hal ini kemudian berkembang menjadi platform yang dibangun oleh kedai-kedai teh yang menjorok ke sungai; ini adalah cara yang disukai oleh penduduk setempat untuk menyejukkan diri selama musim panas yang terkenal terik di Kyoto.

Ketika Jepang memasuki Periode Meiji (1868-1912), budaya ini telah mapan, dengan lebih dari 400 kawadoko di Kyoto berada di puncak kejayaannya. Pada suatu waktu, kawadoko berjejer di sepanjang Sungai Kamo di kedua tepiannya, tetapi pekerjaan umum menyebabkan mereka pindah ke tepian kanan (barat), di mana mereka masih berada sampai sekarang.

Kawadoko sempat menghilang pada saat Perang Dunia II, namun kembali lagi setelahnya. Sejarah mencatat saat itu ditemukan 30 hingga 40 Kawadoko di dekat Sungai Kamo pada tahun 1953. Selama abad ke-20, angka tersebut meningkat di Kota Kyoto menjadi sekitar 100.

Kawadoko biasanya ditemukan di musim panas hingga musim gugur. Di Kyoto, jenis restoran ini biasanya tersedia mulai bulan Mei hingga September. Kyoto memiliki 3 tempat kawadoko yang populer yakni: Kamogawa, Takao, dan Kibune. 

Sumber: Travel Caffeine, Tsunagu Japan, Kyoto City Tourism Association