Banyak di antara penyuka budaya Jepang dan pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia yang memiliki cita-cita untuk dapat bekerja dan hidup di Jepang, namun tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Untuk membantu mereka yang memiliki keinginan untuk dapat bekerja dan tinggal di Jepang, Pemerintah Kota Metropolitan Tokyo bekerja sama dengan PASONA HR Indonesia telah menyelenggarakan sebuat forum bertajuk TOKYO CAREER GUIDE pada tanggal 25 Februari lalu di Hotel Grand Panghegar, Bandung.
Ini merupakan keempat kalinya PASONA HR Indonesia menggelar forum serupa, setelah sebelumnya dilakukan dua kali di Jakarta, pada bulan Maret dan Juli 2016, serta pada bulan November 2016 di Surabaya. Forum ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Metropolitan Tokyo untuk mempromosikan pesona bekerja di Jepang, terutama Tokyo, sekaligus untuk memberi pengarahan awal untuk cara-cara mencari kerja di Jepang bagi orang Indonesia.
Antusiasme para peserta terhadap acara ini sangat luar biasa. Meskipun acara ini baru dimulai pada pukul 10 pagi, namun para peserta telah memenuhi ruang tunggu dan melakukan pendaftaran ulang sejak jam 8 pagi! Luar biasa sekali, bukan?
Tepat pada pukul 10 pagi, seluruh peserta yang telah melakukan pendaftaran ulang pun dipersilakan untuk memasuki ruangan Amartapura C, tempat acara ini dilaksanakan. Hampir seluruh tempat duduk yang telah disediakan, terisi oleh para peserta yang datang dari beragam latar belakang ini. Setelah seluruh peserta duduk, MC pun mengarahkan para peserta untuk mengisi lembar kuesioner yang disediakan oleh PASONA HR Indonesia selaku penyelenggara acara, untuk dikumpulkan setelah acara berakhir. Setelah pengisian kuesioner selesai, seperti layakmnya kebiasaan banyak perusahaan di Jepang, MC mengarahkan para peserta untuk melakukan senam bersama terlebih dahulu.
Acara utama dimulai dengan pidato pembukaan oleh Mr. Hiroshige Sadamatsu dari PASONA HR Indonesia. "Pada forum hari ini kami telah menyiapkan berbagai materi mengenai bermacam-macam cara untuk bekerja di Tokyo. Kalian juga berkesempatan untuk mendengar langsung pengalaman dari senior orang Indonesia yang telah sukses bekerja di Tokyo. Kami juga siap untuk menjawab langsung keingintahuan para peserta mengenai bekerja di Tokyo. Kami berharap acara hari ini dapat memberi gambaran mengenai menariknya bekerja di Tokyo, dan nantinya akan membantu perkembangan karir para peserta sekalian”, demikian pesan dan harapan mengenai acara ini yang beliau sampaikan kepada para peserta.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai website Tokyo Career Guide oleh Ibu Sari Dewi Setyorini selaku Senior Consultant di PASONA HR Indonesia. Penjelasan beliau dimulai dengan mengemukakan alasan-alasan, mengapa bekerja di Tokyo adalah pilihan yang dengan berdasarkan hasil survei 100 orang asing yang bekerja di Tokyo, yang bisa ditemukan pada bagian Why Tokyo 100 di website Tokyo Career Guide. Di paruh kedua materi, beliau mengemukakan berbagai fakta mengenai Tokyo, terutama mengenai karir di Tokyo bagi orang asing, serta kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan oleh orang asing yang ingin bekerja di Jepang. Beliau juga menjelaskan berbagai bagian yang ada pada website Tokyo Career Guide.
Pembicara selanjutnya adalah guest speaker pertama acara ini, yaitu Ibu Erni Setiowati, alumnus EPA (Economic Partnership Agreement) angkatan kedua. Beliau menceritakan pengalamannya sebagai orang yang tidak punya basis Bahasa Jepang pada saat mulai bekerja sebagai caregiver di Jepang, termasuk hal-hal yang dirasakan oleh beliau sebagai seorang muslim berhijab untuk hidup di Jepang. Beliau juga memberitahukan mengenai beberapa hal yang perlu diperhatikan selama bekerja di Jepang, seperti prinsip Horenso (Hokoku-renraku-sodan / laporan-komunikasi-diskusi), pentingnya menjaga ketepatan waktu, serta pentingnya stress management selama bekerja di Jepang.
Guest speaker kedua pada acara ini adalah Bapak Agus Suherman, Ketua Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia. Pada sesi ini Bapak Agus menceritakan pengalamannya selama 16 tahun tinggal di Jepang, sambil diselingi berbagai anekdot yang memancing tawa para gelak tawa peserta. Di samping pengalaman, seperti halnya Ibu Erni, Bapak Agus juga membagikan beberapa petuah berharga bagi mereka yang ingin bekerja di Jepang, seperti pentingnya keikhlasan saat bekerja, pentingnya komunikasi, dan kepercayaan. Beliau pun menekankan agar jangan sampai terkait dengan kriminalitas selama di Jepang. Meurut beliau, selama berada di Jepang, harus dapat menjaga identitas diri, sambil tetap mengambil hikmah-hikmah positif selama berada di Jepang.
Pembicara selanjutnya, kembali dari PASONA HR Indonesia, adalah Mrs. Tomoe Moriya. Beliau menjelaskan mengenai cara mencari pekerjaan di Jepang, serta hal-hal yang perlu disiapkan untuk itu. Beliau menjelaskan bahwa di Jepang perekrutan karyawan ada dua jenis, yaitu untuk mereka yang masih lulusan baru, dan untuk mereka yang telah memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Meski ada perbedaan di antara kedua sistem tersebut, umumnya di Jepang, orang akan menggunakan jasa perusahaan rekrutmen ataupun aplikasi pencari pekerjaan untuk hal ini. Beliau juga menjelaskan mengenai alur wawancara di Jepang, yang biasanya pertamanya dilakukan oleh pihak perusahaan perekrutan, yang kemudian memberikan rekomendasi ke perusahaan yang kembali akan melakukan 2-4 kali wawancara setelahnya. Beliau juga menjelaskan bahwa bagi mereka yang berminat untuk bekerja di Tokto dapat masuk ke halaman Find A Job pada website Tokyo Career Guide dan mendaftarkan diri pada satu di antara 4 perusahaan rekrutmen yang terdaftar di dalamnya.
Setelah semua pembicara selesai berbicara di hadapan para peserta, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dengan Ibu Erni, Bapak Agus, serta Mr. Leon Yamashita dari PASONA Global. Berikut ini adalah pertanyaan dan jawaban yang berlangsung pada sesi ini.
Pertanyaan: Apakah di website TOKYO CAREER GUIDE terdapat fitur untuk mencari pekerjaan secara langsung?
Jawaban:(Mr. Yamashita) Pada website ini belum terdapat fitur seperti itu, namun pada bagian Find A Job, peminat dapat mendaftarkan diri ke satu di antara 4 perusahaan rekrutmen, yang kemudian akan membantu mencarikan pekerjaan untuk para pendaftar.
Pertanyaan: Apakah pekerjaan di Jepang akan ditentukan oleh jurusan saat kuliah? Dan apakah pekerjaan di Jepang akan mengharuskan saya melepas hijab?
Jawaban: (Mr. Yamashita) Mencari pekerjaan di Jepang tidak harus berhubungan sengan jurusan yang diambil saat kuliah. Mengenai apakah boleh mengenakan hijab atau tidak, semuanya kembali lagi ke perusahaannya, namun, banyak perusahaan yang membolehkan pegawai back office-nya mengenakan hijab. Namun, untuk pekerjaan yang berada di bidang yang berhubungan dengan customer service, ada kalanya harus mengenakan seragam, sehingga bisa jadi tidak bisa mengenakan hijab.
(Ibu Erni) Pada pengalaman saya, orang Jepang tetap menghormati keputusan saya untuk bekerja tetap mengenakan jilbab, sehingga tidak ada masalah.
(Pak Agus) Banyak orang Jepang yang memaklumi, dan banyak perusahaan memperbolehkan mengenakan hijab, namun untuk posisi yang di depan, kemungkinan akan harus membuka hijab.
Pertanyaan: Mengenai persiapan yang matang, seperti yang diungkapkan Bapak Agus tadi, seperti apa anjuran bagi para fresh graduate untuk mempersiapkan diri sebelum benar-benar bekerja di Jepang?
Jawab: (Pak Agus) Perencanaan yang matang itu misalnya, perencanaan harian, jadi semua kegiatan dalam keseharian itu terencana ini terkait dengan kedisiplinan diri, atau dalam bahasa Jepang, disebut Shitsuke. Hal tersebut kemudian berlanjut ke perencanaan mingguan, bulanan, dan perencanaan tahunan, jadi, misalnya dalam tahun ini akan lulus N3, lulus N2, N1. Jadi harus selalu ada rencana, karena rencana yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik juga, jadi, kalau bisa harus selalu ada perencanaan yang baik.
Pertanyaan: Di tahun 2017, Jepang sedang fokus untuk mengembangkan bidang apa, dan pekerjaaan-pekerjaaan apa yang sedang dicari, dan terutama diharapkan dari orang Indonesia sendiri?
Jawab: (Mr. Yamashita) Untuk saat ini, di Jepang, yang sedang berkembang adalah bidang IT, customer service, dan bank atau finance. Yang diharapkan dari kandidat yang mendaftar adalah pengalaman selama mereka bekerja di negara asalnya, dan mereka diharapkan akan menjadi jembatan antara Indonesia dan Jepang. Pekerjaan yang dilakukan juga tidak hanya pekerjaan yang bisa dilakukan di Jepang saja, tapi juga yang berhubungan dengan negara asal.
Pertanyaan: Bagaimana standar kerja normal di Jepang, dan bagaimana dengan pekerjaan laki-laki muslim di Jepang, yang memiliki kewajiban menunaikan shalat Jumat?
Jawab: (Pak Agus) Untuk perusahaan, biasanya belum memfasilitasi tempat maupun waktu untuk shalat Jumat, namun saya pernah melaksanakan shalat Jumat di ruang ganti baju dengan 4 orang muslim di sana, dengan seizin tempat bekerja, setelah saya tanya ustadz, dalam keadaan seperti itu, diperbolehkan. Namun ada juga perusahaan yang memiliki karyawan muslim cukup banyak, hingga 100 orang, perusahaan tersebut memfasilitasi shalat Jumat di kantornya. Kalau di kota besar sendiri ada masjid dan mushala yang cukup besar yang mengadakan shalat Jumat. Jadi, untuk shalat Jumat masih bisa dilaksanakan walaupun perusahaan tidak secara resmi memfasilitasinya.
(Mr. Yamashita) Untuk di Jepang, perusahaan terbuka jika stafnya memerlukan waktu atau fasilitas untuk beribadah, dengan terlebih dahulu mengkonfirmasi ke pihak perusahaan apakah pada waktu tersebut bisa beribadah, dan apakah ada tempat yang bisa digunakan untuk ibadah. Di Tokyo sendiri ada masjid atau mushalla yang bisa digunakan beribadah, jadi silakan berdiskusi mengenai hal ini setelah anda masuk ke perusahaan tersebut.
Pertanyaan: Saya akan belajar sekolah bahasa di Jepang selama 2 tahun, dan saya juga belum ada pengalaman bekerja. Apakah ada kesempatan bagi saya berkarir di Tokyo, walaupun saya belum S1? Ataukah saya harus masuk universitas terlebih dahulu?
Jawab: (Pak Agus) Saya sarankan, selama 2 tahun, anda mantapkan belajar bahasa Jepang, sambil bekerja sambilan di Jepang. Setelah 2 tahun, anda bisa memilih untuk bekerja atau melanjutkan ke universitas. Perusahaan juga tidak terlalu melihat pendidikan anda, melainkan kemampuan bahasa Jepang anda.
(Mr. Yamashita) Tidak menutup kemungkinan (untuk dapat bekerja). Silakan lanjutkan belajar terlebih dahulu di Jepang selama 2 tahun. Pelajari bahasa Jepang sebaik mungkin sebisa mungkin ambil N3, dan sebisa mungkin lebih dari N3, karena, jika N2 atau N1, maka jenis pekerjaan yang bisa dimasuki akan bertambah. Apa yang dipelajari di sekolah, dan alasan mengapa anda memilih untuk masuk ke perusahaan tersebut akan menjadi hal yang lebih penting. Seperti yang telah diungkapkan oleh Pak Agus tadi, dengan belajar di sana sudah menjadi pintu masuk ke suatu perusahaan, karena yang akan menjadi pertimbangan perusahaan adalah apa yang anda pelajari selama sekolah.
Setelah sesi tanya jawab usai, acara hari tersebut ditutup dengan sesi individual consultation. Para peserta langsung mengerubungi 4 meja di belakang venue yang digunakan untuk sesi ini. Tiap peserta akan mendapat kesempatan untuk bertanya langsung kepada Mr. Leon Yamashita, Ibu Erni, Bapak Agus, dan Mr. Takahiro Domae dari PASONA HR Indonesia. Para peserta yang telah menerima jawaban atas pertanyaan mereka pun diperbolehkan pulang setelah mengumpulkan kuesioner.
Bagi kalian yang tidak sempat mengikuti acara TOKYO CAREER GUIDE kali ini, jangan berkecil hati, karena kalian juga dapat melihat informasi mengenai cara mencari pekerjaan di Jepang, khususnya di Tokyo, pada website TOKYO CAREER GUIDE!
(All images by chaos_in_hell)