Jakarta, 10 Agustus 2015 - Popcon Asia 2015, festival budaya populer terbesar di Asia yang berlangsung pada 7-9 Agustus 2015 berhasil menarik lebih dari 37.000 orang pengunjung yang hadir untuk merayakan karya-karya terbaik dari 214 kreator dari Indonesia dan 11 negara lainnya, termasuk Prancis, Australia, Singapura, Malaysia, dan Filipina.
Dengan visi untuk menjadi wadah yang mendorong pertumbuhan ekosistem industri kreatif Indonesia bertaraf internasional ini Popcon Asia 2015 hadir untuk menjadi tempat peluncuran karya, forum dan diskusi, apresiasi karya, marketplace untuk intellectual property, dan sekaligus tempat berkolaborasi antar kreator dengan pelaku industri.
Salah satu yang diluncurkan di Popcon Asia 2015 adalah Suryaraka, sebuah motion comic pertama di Indonesia yang mengambil latar belakang cerita sejarah Kerajaan Majapahit juga diluncurkan di Popcon Asia 2015. Proyek kolaborasi antara Kosmik Publishing, Layaria.com, dan JTOKU ini juga didukung oleh Ibu Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya yang juga hadir di hari Sabtu (8/8) untuk berbagi mengenai visi Surabaya ke depan sebagai kota kreatif.
Layaria.com, sebuah online video network yang digawangi oleh Dennis Adishwara, juga memperkenalkan film horor pertama di Indonesia dengan teknologi VR 360 berjudul The Road. Sineas kenamaan Indonesia, Mira Lesmana dan Riri Riza hadir untuk memberikan bocoran film Ada Apa dengan Cinta? 2 yang rencananya akan mulai produksi mulai akhir bulan Oktober 2015. Selain itu, hadir pula Chiccho Jerikho dan Rio Dewanto yang memperkenalkan sekuel film “Filosofi Kopi: Ben & Jody”, serta Wulan Guritno yang memproduseri film “I am Hope” yang bercerita mengenai perjuangan penderita kanker.
Salah satu forum dan diskusi yang diinisiasi di Popcon Asia 2015 untuk menciptakan pemahaman dan menjalin kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan di industri kreatif di tingkat nasional dan regional adalah ASEAN Comic Alliance. Komikus Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina berdialog untuk mendorong pertumbuhan industri komik di Asia Tenggara.
Popcon Asia juga merupakan tempat untuk mengapresiasi karya terbaik buatan anak bangsa. Kosasih Award yang bekerjasama dengan Akademi Samali, hadir di Popcon Asia untuk menghargai pelaku dan pegiat komik yang tekun berkarya di industri.
Sementara itu, Popcon Asia juga menghadirkan Portfolio Review yang didukung oleh Kreavi.com. Program ini bertujuan mempertemukan para kreator dengan penerbit, agen, rumah produksi, dan pelaku industri lainnya. Menurut Mayumi Haryoto, CEO Kreavi.com, program ini dilaksanakan untuk memberikan tempat untuk IP lokal, di mana para artis dapat memasarkan karya mereka ke berbagai pihak lain hingga ke pasar internasional.
Tidak hanya itu, Popcon Asia juga menjadi tempat pelaku industri kreatif lokal dan internasional saling bertemu, berjejaring dan berkolaborasi. Salah satunya melalui KINETIC, sebuah gerakan merancang maskot kota yang digagas oleh PIONICON, sebuah perusahaan manajemen intellectual property yang didirikan oleh Faza Meonk, kreator komik Si Juki. Sebanyak 10 maskot terpilih ditampilkan di Paviliun Surabaya, di mana pengunjung dapat memilih maskot terbaik yang akan dijadikan berbagai produk kerajinan lokal.
Sebagian besar peserta dan pengunjung Popcon Asia adalah pendukung setia dan bahkan sudah hadir sejak penyelenggaraannya yang pertama di 2012. Ada pula kreator yang awalnya hanya merupakan penonton, tetapi menemukan semangat dan motivasinya berkat hadir di Popcon Asia, hingga kemudian memberanikan diri untuk tampil sebagai kreator di tahun berikutnya. Salah satunya adalah Muhammad Isa yang menggarap proyek Kshatriyasaga. Proyek yang baru dimulai Februari 2015 ini bahkan sudah ditawari untuk diterbitkan di Jepang dan Malaysia oleh penerbit yang mereka temui di Popcon Asia 2015. Garudayana karya Is Yuniarto juga sudah berkolaborasi dengan Digital Catapult, sebuah penerbit komik online dari Jepang. Komik yang mengambil gaya manga dengan cerita khas Indonesia ini sudah dilokalisasi dan diterbitkan dalam bahasa Jepang.
Selama 3 hari penyelenggaraan Popcon Asia 2015, nilai transaksi serta proyeksi kolaborasi yg terjadi di Popcon Asia 2015 selama tiga hari ini diperkirakan mencapai 25 milyar rupiah. Grace Kusnadi, CEO Revata sekaligus penggagas Popcon Asia mengatakan, “Penyelenggaraan Popcon Asia juga menjadi bukti bahwa pasar Indonesia siap menerima dan mengapresiasi IP lokal dengan sangat baik, karena tercatat beberapa eksibitor bahkan mendapatkan omset mencapai puluhan juta rupiah selama Popcon Asia 2015 berlangsung. Ke depannya, Popcon Asia akan terus menjadi wadah yang merayakan kreator lokal Indonesia dan mempersiapkan mereka untuk memasuki pasar global.”
Sekilas Tentang Popcon Popcon Asia atau Popular Culture Convention Asia, adalah festival terbesar di Asia untuk konten terkait industri kreatif, terutama komik, mainan, film, dan animasi dari kreator lokal dan internasional. Popcon Asia bertujuan mengembangkan hak kekayaan intelektual para kreator Indonesia, dan mempromosikannya ke dunia. Pada tahun 2015 ini, Popcon Asia diselenggarakan untuk yang keempat kalinya pada Jumat-Minggu, 7-9 Agustus 2015 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan.