Ada lagu Jepang lama yang dikenal oleh penutur bahasa Inggris sebagai Sukiyaki, dan memiliki cerita yang luar biasa. Setelah meninggalkan band untuk memulai solo karir di bawah Toshiba Records, Kyu Sakamoto merekam lagu tersebut, yang dikenal di Jepang sebagai Ue o Muite Arukō (Look Up As I Walk), dan lagu ini menjadi hit nomor #1 di Jepang pada tahun 1961. Tetapi itu baru permulaan.
Lagu ini sampai ke Inggris pada tahun 1962 berkat Louis Benjamin, seorang eksekutif musik di Inggris. Versi instrumentalnya dimainkan oleh Kenny Ball, seorang musisi jazz Inggris.
Namun, hal paling menarik tentang kesuksesan lagu tersebut di luar negeri adalah namanya. Kenny Ball menganggap terjemahan asli dari judul “Look Up As I Walk” cukup panjang. Di sinilah ceritanya mulai berbeda. Sebuah versi cerita mengatakan Kenny Ball mengganti nama lagu tersebut menjadi Sukiyaki karena itu adalah hidangan Jepang yang dia sukai, versi lainnya menyatakan bahwa Kenny Ball tidak mengetahui banyak kata dalam bahasa Jepang selain "Sayonara" dan "Sukiyaki". Tetapi "Sayonara" belum tentu kata yang ceria. Jadi, kata "Sukiyaki" dipilih karena dianggap menarik dan mudah diingat.
Pemberian judul untuk lagu di luar Jepang ini tentu saja konyol karena lagu itu sendiri berhubungan dengan perasaan sedih, kesepian, dan melankolis, sehingga tidak pernah menyebut masakan Jepang yang terkenal itu. Namun, lagu itu akhirnya menjadi hit yang membuat Kyu Sakamoto menjadi bintang internasional.
Akhirnya, lagu tersebut mencapai posisi nomor 1 di Billboard Hot 100, bertahan di posisi teratas selama tiga minggu. Prestasi ini luar biasa dan masih luar biasa mengingat betapa sulitnya lagu-lagu non-Inggris masuk Top 10, apalagi menduduki puncak chart.
Faktanya, per Maret 2020, Sukiyaki adalah satu dari hanya 20 lagu yang pernah masuk Top 10 di Billboard Top 100 Chart, tujuh di antaranya mencapai Nomor 1. Dari tujuh lagu yang menduduki puncak, hanya Sukiyaki yang berbahasa Jepang.
Lagu indah ini bercerita tentang kesedihan yang dirasakan seseorang, harus berjalan dengan wajah menghadap ke atas agar air mata tidak jatuh. Liriknya cukup ambigu untuk ditafsirkan dan dirasakan secara berbeda oleh berbagai pendengar. Bagaimanapun, perasaan sedih dan kecewa dapat dikaitkan dengan banyak pengalaman. Namun, sebagian besar menganggap lagu itu tentang cinta.
Sukiyaki akhirnya menjadi salah satu lagu Jepang terlaris sepanjang masa, telah terjual lebih dari 13 juta kopi. Kesuksesan lagu ini terus berlanjut bahkan setelah tahun 60-an, menghasilkan berbagai cover di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, versi "A Taste of Honey" (yang liriknya bukan terjemahan langsung dari lagu aslinya), mencapai nomor 3 di Billboard Hot 100 Chart.
Sayangnya, Kyu Sakamoto meninggal pada usia 43 tahun dalam kecelakaan Japan Airlines Flight 123, yang mengakibatkan kematian 520 orang. Kejadian ini terus menjadi kecelakaan pesawat tunggal paling mematikan dalam sejarah penerbangan.
Lagu Sakamoto terus menjadi lagu legendaris di Jepang, diakui oleh orang-orang dari berbagai generasi dan muncul di banyak film termasuk From Up on Poppy Hill dari Studio Ghibli.