Tahun 2021 bisa dibilang akan menjadi tahun politik di Jepang. Pasalnya, tahun ini kita akan melihat beberapa pemilu di beberapa kotanya. Nah, jika ada pemilu, pasti ada kampanye kan? Para politisi pun melakukan segala hal demi meraih perhatian para pemilihnya. Dan beberapa politisi Jepang memutusukan menggunakan cara “unik” yaitu dengan Kimetsu no Yaiba. Cara ini memang sangat menarik perhatian, sampai-sampai Shueisha, penerbit manga Kimetsu no Yaiba turun tangan dan berkomentar serta meminta agar para politisi meminta maaf, mencabut, dan mengganti poster kampanye mereka. Waduh.
Salah satu politisi populer yang melakukan hal ini adalah Makoto Oniki, seorang anggota DPR bagi Liberal Democratic Party Jepang untuk daerah pemilihan Fukuoka 2. Poster Oniki ini tentu membuat kesal para fans Kimetsu no Yaiba dan lebih parahnya lagi, membuat Weekly Shonen Jump sampai mengeluarkan pernyataan di Twitter resminya bahwa Shueisha tidak terlibat sama sekali dalam penggunaan gambar dalam poster tersebut.
Sementara itu dikutip dari TV Asahi, Oniki meminta maaf atas poster tersebut dan mengatakan bahwa dirinya pantas menerima kritik dan kecaman dari fans. Ia juga berjanji poster tersebut akan segera dicabut.
Dan nyatanya, bukan hanya Oniki yang memanfaatkan popularitas Kimetsu no Yaiba. Ada poster yang ditemukan di Kota Amagasaki di Prefektur Hyogo yang menampilkan Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura dan konselor Kota Amagasaki, Keisuke Mitsumoto. Keduanya merupakan anggota Partai Nippon Ishin no Kai. Yoshimura kini menjabat sebagai “wajah” dari partai tersebut karena posisinya yang tinggi sebaai gubernur dari area metropolitan terbesar kedua di Jepang. Karena itulah poster ini dibuat untuk meningkatkan kesempatannya untuk menang.
Seperti teman-teman lihat, poster di atas benar-benar menggunakan pola haori Tanjiro untuk membuat poster tersebut lebih mencolok. Memang, pola tersebut bukan hanya milik Tanjiro dan telah digunakan selama berabad-abad untuk membuat haori, namun, api dalam poster dan frasa "buat hatimu membara" adalah catchprase Rengoku kan? Kedua poster di atas, baik milik Oniki mapun Mitsumoto, sama-sama mengedit logo Kimetsu no Yaiba, Oniki membuatnya ke dalam namanya sendiri, sementara Mitsumoto menuliskan nama partainya di logo tersebut.
Menurut hukum dan undang-undang Jepang, tak ada yang bisa dilakukan Shueisha terhadap poster tersebut karena desainnya yang klasik dan frasanya yang sebenarnya umum. Namun tetap saka hal ini tidak baik untuk dilakukan, kan? Intinya, hati-hati ya kalau menggunakan logo dan desain resmi Kimetsu no Yaiba, gak mau kan di-notice Shueisha?