Tatsuki Fujimoto, mangaka Chainsaw Man, mampu membuat para pembaca terkesima dengan estetika dan penceritaannya. Chainsaw Man merupakan manga yang diserialisasikan di majalah Weekly Shounen Jump milik Shueisha dari 2018 hingga 2020. Part 1 dari serial ini memiliki total 11 volume dan akan berlanjut ke Part 2. Adaptasi anime Chainsaw Man juga telah diumumkan dan akan dianimasikan oleh studio MAPPA. Anime News Network berkesempatan mewawancarai Fujimoto tentang pembuatan manga, serta pendapatnya tentang adaptasi anime Chainsaw Man yang akan datang.
Seberapa banyak cerita yang sudah direncanakan sejak awal? Penggemar menemukan banyak hint di bab awal yang berhubungan dengan cerita bab terakhir dari part 1 (Misalnya, Makima kemampuan mengenali orang dari aroma mereka)
Ada beberapa hal yang sudah saya pikirkan sejak awal, namun ada juga hal-hal yang saya tambahkan kemudian. Saat saya membuat Chainsaw Man, saya tidak memiliki rencana khusus untuk memberikan kata-kata yang terdengar bermakna ataupun hal-hal yang terasa "tidak menyenangkan". Ada lebih banyak hal yang saya biarkan tidak jelas agar bagian kedua cerita lebih mudah dikerjakan, karena itulah ada banyak hal yang tidak bisa saya tambahkan.
Karena kekerasan dan dark humor-nya, Chainsaw Man sering dianggap sebagai "manga Jump yang tidak seperti Jump". Bagaimana awalnya Anda mengajukan serial ini ke majalah Jump?
Saya selalu ingin membuat serial di Jump. Jadi saya merasa jika saya membuat serialisasi di sana, ada risiko bahwa karya saya tidak akan menonjol bila mirip dengan karya Jump yang sudah ada. Karena itu, saya mencoba mempertahankan sebagian besar ciri khas saya sebagai pencipta, lalu membuat struktur dan karakter yang mirip dengan manga Jump biasanya.
Struktur perilisan serinya juga sangat berbeda dari seri Jump lain yang biasanya diterbitkan dalam kurun waktu bertahun-tahun. Walaupun part 2 Chainsaw Man telah diumumkan untuk dirilis di Jump +, tidak biasa rasanya melihat seri yang sangat sukses harus berakhir hanya dalam 2 tahun. Apa yang menyebabkan Anda mengambil keputusan itu?
Mungkin karena saya ingin Anda melihat Chainsaw Man Part 2 yang akan datang nanti sebagai seri yang sama sekali berbeda dengan Part 1.
Anda sering menyebut judul manga lain di komentar penulis di majalah, adakah manga yang menginspirasi Anda dalam pembuatan Chainsaw Man?
Ada begitu banyak karya yang saya ambil inspirasinya sehingga saya tidak akan bisa menulis semuanya di sini. Ketika saya membuat serial, saya sangat sibuk, tetapi saya memastikan untuk menonton sebanyak mungkin tontonan baru. Dan saya juga mengambil cukup banyak inspirasi dari tontonan yang saya lihat.
Serial yang Anda buat sebelumnya, Fire Punch, diserialisasikan melalui Jump+ selama 2 tahun. Apakah ada perbedaan besar dalam mengerjakan manga antara majalah web dan majalah kertas seperti Weekly Shonen Jump?
Tidak ada banyak perbedaan. Ada beberapa penggambaran yang terhenti selama tahap draf kasar, tetapi saya diizinkan melakukan apa pun yang saya inginkan ketika menyangkut cerita. Saya tidak berpikir ada banyak perbedaan antara Jump dan Jump +.
Bagaimana perasaan Anda tentang adaptasi anime yang baru-baru ini diumumkan? Aspek seni dan cerita apa yang ingin Anda lihat dalam versi animasi? Bagian mana yang menurut Anda akan sulit atau menantang untuk dianimasikan?
Saya telah berbicara dengan orang-orang yang menangani animenya. Saya merasa bahwa mereka adalah orang-orang yang dapat diandalkan, jadi saya tidak perlu khawatir sama sekali. Saya suka anime, tapi saya tidak punya pengalaman dalam membuatnya, jadi saya serahkan semuanya kepada mereka.
Apakah Anda memiliki pesan untuk penggemar Anda di luar negeri?
Tempatkan Chainsaw Man dalam Avengers! Seperti di kategori R-18!
Menarik juga ya interview Fujimoto kali ini? Jadi gak sabar nih menanti Chainsaw Man part 2 dan versi anime-nya!