Di Jepang, otaku jadi satu istilah paling populer yang digunakan untuk mendefinisikan sesorang yang benar – benar menekuni suatu hobi. Awalnya, istilah otaku sendiri memiliki konotasi negatif, asal-usulnya pun diperdebatkan, namun banyak yang setuju bahwa istilah ini digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1983 dalam sebuah esai oleh Akio Nakamori untuk merujuk pada penggemar yang berperilaku tidak menyenangkan. Tetapi, dunia anime yang terus berkembang selama beberapa dekade terakhir, juga membuat perilaku dan budaya otaku di era showa dan di zaman sekarang mengalami perbedaan.
Situs Goo Ranking baru-baru ini melakukan survei terhadapa 500 pria dan wanita dengan rentan usia antara 20 dan 39 tahun tentang berbagai hal, termasuk gaya hidup otaku selama era Showa dalam sejarah Jepang. Periode showa sendiri berlangsung sejak tahun 1926 hingga 1989 silam, dan berikut ini 10 hal tentang otaku di era 80 -an dan awal 90-an.
1. Orang Yang Menyukai Anime Dianggap Suram (68 tanggapan)
Dahulu orang yang menyukai anime dianggap suram, mengingat pada 30 tahun yang lalu, bahkan di Jepang sekalipun tidak mudah bagi penggemar untuk menemukan orang yang memiliki minat yang sama. Namun, dengan munculnya Internet dan media sosial, menemukan orang lain untuk mendiskusikan minat yang sama, meskipun memang masih adapula sebagian otaku yang justru lebih memilih menyendiri dengan ditemani karakter 2D favoritnya.
2. Tidak Memakai Istilah BL dan Fujoshi, Tapi Yaoi dan Dojin Onna (52 tanggapan)
Saat ini, kisah cinta sesama laki-laki di anime dan manga disebut sebagai Boys Love atau disingkat menjadi BL, sedangkan penggemarnnya disebut Fujoshi. Tapi di masa lalu, istilah yang lebih umum digunakan oleh otaku di era showa adalah Yaoi dan Dojin Onna, meskipun istilah Yaoi sendiri terkadang masih sering digunakan di luar negeri.
3. Orang-Orang Tidak Menyebut Diri Mereka Otaku
Otaku sering diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai geek atau nerd, dan kata-kata itupun telah mengalami perubahan besar selama 10 hingga 20 tahun terakhir. Awalnya, otaku benar-benar dianggap menjijikkan, dan bukan sesuatu yang biasa diucapkan, terutama ketika berbicara dengan orang-orang di luar fandom anime, tapi saat ini, para penggemar anime dapat dengan santai dan bangga menyebut diri mereka sebagai otaku.
4. Ketika Memberi Tahu Orang Bahwa Kamu Menyukai Anime, Mereka Akan Memberi Pandangan Yang Aneh (46 tanggapan)
Sekarang, anime sudah menjadi hiburan yang mainstream di Jepan,g bahkan orang-orang yang tidak menonton anime sama sekali juga menikmatinya secara tidak langsung, melalui banyak film live-action dan adaptasi drama di televisi. Lain halnya dengan di tahun 80-an hingga 90-an, di mana orang yang tidak mengerti anime mungkin akan bingung dan memberi pandangan aneh ketika diajak mengobrol tentang hal tersebut.
4. Membeli Dojinshi Melalui Pos (46 tanggapan)
Menjual maupun membeli dojinshi di zaman sekarang dapat dilakukan secara langsung di acara seperti Comiket, atau bahkan juga dapat memesannya melalui situs-situs tertentu dan melakukan rransaksi secara digital. Tapi, sebelum munculnya perbankan online dan e-commerce, cara paling mudah bagi para kreator untuk memproses transaksi adalah dengan mengirimnya via pos.
6. Di sampul belakang dojinshi, Kamu Akan Melihat Nama dan Alamat Orang yang menggambarnya (44 tanggapan) 7. Idol Tidak Mengumumkan Bahwa Mereka Adalah Otaku (43 tanggapan) 8. Kamu Harus Buru-Buru Pulang, Karena Anime Ditampilkan Di Prime Time (40 tanggapan) 9. Menyaksikan Anime Favorit Kamu Yang Direkam Di Kaset Berulang Kali, Sampai Rekaman Habis (39 tanggapan) 10. Tidak Ada Banyak Cosplayer Seperti Sekarang (38 tanggapan)