Berita Jepang | Japanesestation.com

Setiap negara memiliki tradisi makan berbeda. Jepang, misalnya, yang masih mempertahankan ritual makan tradisional bernama kaiseki serta tradisi makan modern bernama Honzen.

Yuk Kita Mengenal Tradisi Makan ala Jepang! Seperti Apa Ya?
Kaiseki cuisine (Foto:Corbis)

Untuk lebih mendalami tradisi makan di Jepang, ada baiknya dimulai dari tradisi makan tradisional, yakni kaiseki. Ini merupakan bagian dari upacara minum teh pertama di setiap tahunnya, biasanya disajikan dengan sentuhan khusus dari keceriaan. Tradisi inipun merupakan pesta yang sangat besar dan disiapkan oleh tuan rumah, seperti dilansir Asiarecipe. Kaiseki biasanya dimulai ketika tuan rumah membuka pintu geser yang menghubungkan ruangan teh dan ruang persiapan. Dia membawa baki pertama kepada tamu utama. Baki ini berisi semangkuk nasi, semangkuk miso sup, sepiring makanan, dan sepasang sumpit. Tuan rumah menyajikan nampan untuk tamu pertama, dan mereka membungkuk satu sama lain. Nampan tersebut kemudian dibawa oleh tuan rumah untuk masing-masing tamu, tuan rumah pun mengajak mereka untuk mulai makan. Para tamu pun langsung menundukkan separuh badannya sebagai tanda menghormati si pemilik rumah serta menyatakan bahwa mereka sudah siap untuk makan. Para tamu kemudian membuka mangkuk nasi dan sup, untuk penutupnya diletakkan di sebelah kanan baki. Ketika tamu sudah selesai mengambil nasi dan sup, barulah pemilik rumah melayani mereka dengan hangat serta diselingi dengan perbincangan. Para tamu utama disajikan pertama kali barulah diikuti tamu yang lain. Para tamu kemudian makan makanan dari nampan. Berikutnya, tuan rumah membawa semangkuk sup, tamu pun memberikan penghormatan separuh badannya dengan cara menunduk sebagai tanda terima kasih kepada tuan tumah dan pertanda sudah bisa memulai makan. Tuan rumah biasanya juga menyediakan ikan goreng, di mana para tamu bisa mengambil beberapa ikan untuk satu porsinya. Kemudian, tuan rumah menawarkan nasi kepada sang tamu beserta tambahan sup agar konsumsi makan sang tamu tidak berhenti. Bila sang tamu sudah selesai menyantapnya, barulah piring bekas pakai dan mangkuk dibawa untuk dibersihkan. Barulah masuk pada hidangan laut yang disajikan ke dalam mangkuk untuk para tamu. Bila sudah selesai, tuan rumah pun membawa sedikit air panas dan nampan berisi acar. Setiap tamu menempatkan air panas dan nasi ke dalam mangkuk sup kosong dan mulai menyantap acar, bila semua sudah selesai, itu pertanda tradisi makan kaiseki sudah selesai. Tradisi kedua adalah Honzen, yang biasanya disajikan pada malam hari dan dilakukan secara resmi. Tradisi ini biasanya juga dilakukan di sebuah restoran Jepang, di mana setiap tamu diberikan piring yang disusun di atas nampan berbentuk persegi atau disajikan di atas meja kecil berkaki empat. Untuk penyajian, biasanya selalu memakai barang pecah belah bukan dibuat berdasarkan vernis tradisional karena beberapa nampan atau meja diatur di depan tamu jika makan malam disajikan dengan mewah. Sajian makanan pada tradisi honzen, di antaranya nampan pertama diisi ikan panggang, kemudian di meja agak besar diisi nasi, sup kaldu, beberapa macam sayuran rebus, ada juga sashimi yang disajikan memakai ikan dan acar. Ada pula sake serta sumpit sebagai alat makannya dan nampan. Terakhir adalah sup kaldu yang diberikan rasa berbeda, sayuran yang diolah dengan vinegar, serta makanan yang dibuat dengan cara dikukus.