Berita Jepang | Japanesestation.com

Akhir-akhir ini banyak sekali Usokoku (pernyataan cinta palsu) via Line di kalangan anak SMP Jepang. Mereka menyatakan cinta mereka tanpa adanya perasaan apapun terhadap orang yang ditembaknya. Layaknya game, mereka melakukannya hanya untuk menjahili dan menipu lawan jenis.

Ada kasus dimana siswa menolak tantangan temannya untuk melakukan usokoku, yang lalu dianggap sebagai Nakama Hazure atau dikeluarkan dari lingkaran persahabatan mereka. Paling parah, kasus pembulian dapat muncul dari kejadian usokoku ini. Sehingga beberapa ahli melakukan penelitian mengenai fenomena usokoku yang terjadi di kalangan remaja. Berikut adalah komentar dari Yuki Ishikawa, seorang journalist yang telah familiar dengan hal parenting dan pendidikan remaja.

Usokoku : Love Confession via LINE di Kalangan Remaja Jepang
(image : http://appllio.com/line-kokuhaku)

Q.Apa yang anda pikirkan mengenai Usokoku ?

Ini sama dengan kejadian di waktu lalu. Sangat menyenangkan mengerjai seseorang dengan cara menembaknya menggunakan telepon rumah, atau menulis surat cinta palsu yang disimpan di kolong meja sekolah.

Menembak via telepon dan surat mempunyai resiko yang tinggi ketahuan oleh orang sekitar. Seperti saat menelepon terdengar oleh orang tuanya yang juga berada disekitarnya atau ketika menyimpan surat di bawah meja bisa terlihat oleh guru atau siswa lain.

Oleh karena itu banyak siswa yang berpikir bahwa itu hal yang berbahaya untuk dilakukan. Namun, dengan menggunakan LINE yang lebih mudah dan praktis, mereka tidak merasa bersalah pada saat melakukannya. Dengan mudahnya mereka akan menembak seseorang hanya karena hal itu menarik untuk dilakukan.

Usokoku : Love Confession via LINE di Kalangan Remaja Jepang
(image : https://subestamp.com/review/3174/)

Q. Apakah kasus Usokoku bisa mengakibatkan kasus pembulian?

Tentu saja ini tidak akan menyakiti korban yang tidak menyadarinya, namun disaat seseorang ditantang untuk melakukan usokoku yang apabila gagal akan dikeluarkan dari lingkaran persahabatan mereka, maka orang-orang yang dipaksa tersebut akan mengalami stress.

Dia akan tertekan karena telah dipaksa, dan juga akan merasa kesulitan dengan hal yang dia lakukan sendiri. Apalagi ketika dia ketahuan telah dipaksa untuk menyatakan cinta yang palsu, dia akan dianggap sebagai pelaku dan diasingkan oleh orang-orang yang mengetahuinya.

Singkat kata, pernyataan cinta palsu dan paksaan untuk menyatakan cinta adalah hal yang tidak bisa dimaafkan. Karena kedua hal ini termasuk kedalam kasus pembulian.

Usokoku : Love Confession via LINE di Kalangan Remaja Jepang
(image : https://netallica.yahoo.co.jp/news/20170930-24831012-googirl)

Q.Hal apa saja yang melatar belakangi kasus Usokoku?

Banyak anak-anak yang kehilangan jati diri di kehidupan nyata dan video bullying pun semakin meningkat. Di SNS juga banyak sekali siswa  yang menceritakan pengalaman mereka melakukan usokoku dan itu hal yang menarik bagi mereka.

Apabila berkomunikasi secara langsung, informasi yang didapat dari kata-kata hanya sebesar 20%. 80% sisanya dapat dilihat dari  ungkapan, isyarat, nada suara dan sebagainya. Namun komunikasi pada SNS, ekspresi dan nada suara tidak akan terlihat. Kita tidak bisa melihat ekspresi dari lawan bicara kita yang shock saat menerima pesan tersebut. Namun sebaliknya, mereka juga tidak bisa mengetahui bahwa pernyataan cinta ini adalah bohong atau bukan.

Anak muda zaman sekarang sangat menyukai hal yang absurd dan menantang. Selain untuk menghibur teman, mereka melakukannya karena ini adalah hal yang disukai oleh semua anak sebayanya. Oleh karena itu, tujuan yang salah merupakan cikal bakal dari usokoku. Bukan karena cinta, tapi untuk kekinian semata.

Kasus ini juga diangkat menjadi sebuah lagu dari idol group SKE48 berjudul Chikin LINE  yang menceritakan kisah pernyataan cinta palsu via LINE.

So, apakah kalian juga hobi taruhan untuk kokuhaku via line? (featured image: appllio.com)