Berita Jepang | Japanesestation.com
Apakah kalian jomblo yang kesulitan mencari cinta? Atau kalian putus asa menemukan pasangan sejati kalian? Jika kalian betul-betul frustasi menemukan belahan jiwa namun ingin segera menikah, cobalah untuk mengikuti omiai.
Sulit mencari cinta? Cobalah mengikuti omiai, perjodohan ala Jepang
Foto: http://newsimg.rolo.vn:8080/5/1/hrubfmx8.jpg
Apa itu omiai? Omiai, yang bisa diterjemahkan sebagai pertemuan untuk pernikahan, merupakan upaya perjodohan untuk mempertemukan 2 orang yang memiliki prospek untuk menjalin cinta dan berujung pernikahan. Dalam kehidupan masyarakat Jepang yang sibuk dan memiliki jam kerja yang panjang, kesempatan untuk bergaul di luar jam kerja dan menemukan pasangan hidup yang tepat pun menurun. Karena itulah tak sedikit generasi muda yang mempertimbangkan untuk mengikuti omiai, begitu juga dengan orang tua yang bersemangat mencarikan jodoh yang tepat bagi anak-anak mereka. Tunggu dulu, apakah omiai ini melibatkan orang tua? Jawabannya adalah iya. Orang tua ikut terlibat dalam menyeleksi pasangan anak-anaknya sehingga jika kelak perjodohan tersebut berujung pada pernikahan, mereka tidak dapat melakukan komplain. Sisi positif lainnya, omiai membantu menyeleksi calon jodoh yang betul-betul potensial untuk dijadikan pasangan hidup. Namun perlu diingat juga, karena salah satu pihak berhak menolak omiai jika tidak sesuai, maka kemungkinan terjadinya resiko penolakan pun cukup besar. Macam-macam konsep omiai modern Ada 2 jenis omiai modern. Yang pertama, dengan melibatkan jasa perantara/mak comblang -disebut nakōdo ( 仲人)- yang akan mengantarkan proposal pernikahan untuk kedua belah pihak. Konsep ini sudah dilakukan sejak jaman dulu, dan terkadang perantara tersebut akan memilih pasangan yang paling cocok jika dilihat dari latar belakang pendidikan, hobi, prospek karir, dan sebagainya. Namun adakalanya perantara ini hanya memasangkan 2 orang yang sedang tak memiliki pasangan; biasanya ini dilakukan oleh pihak keluarga yang khawatir jika salah satu anggota keluarganya telat menikah. Jenis omiai kedua, adalah omiai yang diatur oleh biro jodoh. Biasanya biro jodoh tersebut akan menggelar pesta untuk para anggotanya dengan harapan mereka bisa menemukan pasangan yang cocok. Apapun kedua jenis omiai yang kalian ikuti, kalian harus menyiapkan formulir informasi pribadi yang disebut "shinjosho". Formulir tersebut biasanya berisi data-data pribadi sebagai berikut: 1. Nama 2. Tempat tanggal lahir 3. Domisili sesuai kartu identitas 4. Alamat sekarang 5. Latar belakang pendidikan 6. Pekerjaan 7. Kualifikasi 8. Hobi 9. Kondisi kesehatan (cantumkan juga tinggi dan berat badan) 10. Perkenalan tentang keluarga Etika omiai Berikut ini adalah etika yang biasa dilakukan jika melakukan omiai melalui jasa nakodo. Pertama, kedua pasangan yang dijodohkan akan bertemu secara langsung. Pertemuan bisa dilakukan di ruang privat di hotel, ruang privat restoran, di rumah nakodo, rumah pria, maupun rumah wanita. Biasanya yang mengatur tempat pertemuan maupun orang-orang yang akan hadir dalam omiai tersebut diurus oleh nakodo. Dan mengingat pentingnya acara ini, biasanya kedua belah pihak yang menghadiri acara ini akan mengenakan pakaian tradisional maupun pakaian formal.
Sulit mencari cinta? Cobalah mengikuti omiai, perjodohan ala Jepang
Ilustrasi omiai. Foto: http://www.cafebunka.com/wp-content/uploads/2009/11/kurobe04-11.jpg
Setelah menentukan tempat dan undangan, nakodo akan datang duluan ke lokasi pertemuan pada hari H. Nakodo akan mengatur posisi tempat duduk dan dia akan menunjukkan dimana tamu undangan akan duduk. Kemudian, nakodo akan memperkenalkan sang wanita pada sang pria; dan baru setelahnya pria tersebut diperkenalkan pada pihak wanita. Adapun acaranya biasanya adalah makan malam maupun sekedar makan bersama. Setelah proses pendahuluan selesai dilakukan, biasanya para orang tua dan nakodo akan meninggalkan kedua pasangan untuk menghabiskan waktu berdua agar bisa saling mengenal. Mereka bisa berjalan-jalan di taman maupun sekedar berbincang berdua. Apa yang akan terjadi kemudian terserah pada mereka berdua, karena kedua pasangan yang dijodohkan berhak untuk menerima maupun menolak perjodohan tersebut. Namun jika mereka cocok dan berujung pada rencana pernikahan, maka pernikahan tersebut akan disebut sebagai miai-gekkon.
Sulit mencari cinta? Cobalah mengikuti omiai, perjodohan ala Jepang
Foto: http://4.bp.blogspot.com/-_5-SRZ1tJcE/URSwf7a6t2I/AAAAAAAAC-c/k23aUUCfdB4/s1600/IMG_3427.JPG
Ada beberapa aturan tak tertulis lainnya yang biasanya tidak dibicarakan saat omiai, antara lain: - Mereka tidak akan berbicara tentang keluarga, maupun kisah cinta masa lalu maupun jumlah mantan kekasih. - Masalah pendapatan dan latar belakang pendidikan, pandangan politik, maupun agama juga tidak dibicarakan. Satu lagi, jika ternyata kedua pihak yang dijodohkan ini tidak cocok, maka penolakan tidak dilakukan secara langsung, melainkan melalui nakodo. Bagaimana, apakah kalian tertarik mengikuti omiai?