Berita Jepang | Japanesestation.com

Seorang seniman Jepang berusaha untuk menunjukkan akibat dari bencana nuklir Fukushima yang tak kasat mata. Bersama-sama dengan seorang profesor, Masamichi Kagaya mulai mengumpulkan benda-benda sampel setelah kebocoran di pusat tenaga nuklir Daiichi di Fukushima.

radiation artist japan Kagaya bekerja sama dengan Profesor Satoshi Mori dari Universitas Tokyo. Mereka menggunakan fasilitas riset dari Universitas, suatu teknologi yang dapat menunjukkan secara visual tingkat penyinaran dan radiasi, yang secara normal hanya diberikan dengan angka-angka. Mori berkata bahwa angka-angka berguna untuk pencatatan, namun perpustakaan gambar-gambar yang terlihat berpotensi memberikan ingatan lebih lama. Ia berharap bahwa khalayak umum akan dapat mengerti seberapa besar dampak nuklir pada lingkungan, melalui gambar tersebut. Pameran "Gambar Radiasi dari Fukushima" diadakan selama enam hari dari 23 hingga 28 April, bertujuan menciptakan kesadaran adanya bahaya yang tak terlihat dan tak terbau, yang tetap tinggal. Autoradiograph, atau gambaran visual dari tingkat radiasi, hasil karya Kagaya yang bekerja sama dengan mentornya Mori, menciptakan paparan visual yang memperlihatkan gambar bayangan dengan gradasi dari putih ke abu-abu, lalu ke hitam yang berkaitan langsung dengan tingkatan radiasi. Berkelana melakukan ekskursi di wilayah eksklusif hingga jarak 10 kilometer dari pusat tenaga Daiichi Fukushima yang rusak untuk memperoleh sampel yang tercemar, Kagaya telah membuka dirinya terkena radiasi setinggi 56 hingga 60 mikrosievert atau 10 kali lipat dosis yang diijinkan. Kagaya berharap kelak semoga karya-karyanya akan digunakan untuk buku-buku pelajaran di sekolah dan menjadi bagian dari peninggalan sejarah dari bencana nuklir yang berbahaya.