[MILD SPOILER]

Waktu nonton dengan seorang sahabat, senang rasanya Mimin bisa lihat seorang bapak dan anaknya yang masih kecil bisa heboh bareng nonton Boruto: Naruto the Movie. Seperti serial Harry Potter, The Last dan Boruto: Naruto the Movie rasanya memang bisa paling berkesan karena faktor karakter-karakternya yang tumbuh besar bersama para penontonnya, apalagi yang usianya pas, dulu sama-sama masih bocah, sekarang sudah mulai membangun keluarga kecil.

Anyway, bukan hanya pesonanya bagi generasi kita-kita yang sudah mulai merasa TUA, Mimin sendiri merasa kalau Boruto lebih menarik dan menyenangkan untuk disaksikan ketimbang The Last yang sempat bikin Mimin merasa bosan. Sebab utamanya adalah karena Boruto lebih mendekatkan kita pada karakter-karakter yang sudah kita sukai sedari dulu, tak seperti The Last yang banyak memboroskan waktu pada si villain Toneri yang tak punya 'koneksi khusus' dengan para penontonnya, dan mungkin paling jauh juga hanya akan menyenangkan hati para shipper Naru x Hina tanpa terlalu menyorot karakter-karakter utama yang lain.

Faktor penting ini otomatis membuat Boruto lebih mengena dan tepat sasaran bagi para fans Naruto secara keseluruhan, karena selain cakupan karakternya yang lebih luas, tentu ketimbang Toneri, jauh lebih menyenangkan melihat tingkah anak-anak para karakter favorit kita yang tak jauh dari pohonnya, lengkap bagi kalian yang mungkin masih belum move on memperdebatkan pairing para orangtuanya (dan silakan melanjutkan kebingungan dan spekulasi kalian soal Chouji x Karui, dst)~

Boruto juga dengan cerdik membahas seputar isu perkembangan teknologi yang sangat kekinian, kala orang-orang (terutama generasi muda) zaman sekarang kian banyak yang terobsesi dengan gadget-nya masing-masing. Melalui Boruto, Masashi Kishimoto seakan ingin menyampaikan kecemasannya pada invasi teknologi, sekaligus mengajarkan pada anak-anak untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan menanamkan nilai-nilai kejujuran.

Melalui kesibukan Naruto sebagai seorang Hokage pula, Boruto seakan ingin 'menyentil' para orangtua yang sudah mulai menaruh pekerjaan mereka di atas keluarga, hingga bahkan jauh dari perkembangan anak-anak mereka. Namun, dengan hangat ia juga memberi pengertian pada anak-anak, bahwa sesibuk apa pun orangtua, tak ada ayah-ibu yang baik yang tidak menyayangi keluarganya sendiri, dan semua pekerjaan itu pun pasti mereka lakukan demi kesejahteraan keluarga. Boruto mengajak orangtua dan anak-anak untuk dapat saling berupaya mengerti lebih dekat tentang satu sama lain, dan dengan mulusnya, benang merah ini bisa ia bawa dengan baik bahkan sampai pada sesi pertarungan terakhirnya.

Sekalipun menunjukkan betapa kuatnya Momoshiki dan Kinshiki, apakah kalian kaget saat melihat Momoshiki dikalahkan dengan begitu mudahnya? Oleh seorang GENIN pula! Well, menurut Mimin ini justru nggak mengejutkan, karena memang peran mereka di sini adalah sebagai fasilitas jembatan yang akan menghubungkan Naruto dan Boruto.

Lewat ancaman yang begitu besar, Boruto bisa melihat betapa besar tanggung jawab yang diemban sang ayah untuk melindungi Konoha dan segala isinya, dan bagaimana kedamaian yang ia rasakan sehari-hari bisa begitu mudahnya hancur oleh musuh yang selalu mengintai. Selain hal ini membuat Boruto mengerti dan menghormati sang ayah, keterlibatannya dalam pertarungan terakhir juga membuatnya menyadari betapa besar kekuatan yang ia miliki jika ia mau melatihnya dengan serius dan jujur seperti Naruto dulu. Karena, kalau bukan untuk tujuan menjaga benang merah ini, ngapain juga mereka malah bawa-bawa bocah Genin, dan malah ninggalin Rock Lee yang jelas-jelas master-nya Taijutsu?? Mungkin 5 menit udah kelar kali tuh si Momo.

Kala dari cerita sudah oke, visual Boruto bisa dibilang masih biasa-biasa saja seperti yang sudah-sudah, dan bahkan beberapa adegan pertarungannya cukup membuat mata pusing. Namun, siapa sih yang tak kagum dengan betapa sugoi-nya fusion sempurna Bijuu Susanoo dan Kurama?! Boruto juga pastinya bakal membuat para fujo shipper Naru x Sasu megap-megap melihat mereka berdebat soal Boruto lebih mirip siapa. Awwww~ (oke, waktunya cuci muka).

Anyway, Mimin sebenarnya masih haus sama porsi Sasuke dan Sakura si istri soleha yang sepertinya pelit banget dibeberkan Kishimoto-sensei, sementara manga Gaiden-nya lebih berfokus sama kegalauan Sarada ala sinetron Anakku Bukan Anakku dan banyak tersita juga oleh villain-nya. Yah, setidaknya menyenangkan melihat generasi Naruto bisa bertumbuh dan melihat betapa Boruto, Sarada, Shikadai, Inojin, Chou-Chou, dan yang lainnya memiliki jati diri dan keunikan mereka sendiri-sendiri di samping sifat dan penampilan yang diwariskan oleh orangtua mereka. Bagaimana? Setuju kalau kisah Next Generation ini berlanjut?