Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebuah perusahaan penyewaan kimono di Jepang menimbulkan kegemparan pada hari Senin (8/1) lalu, dengan ratusan wanita muda yang gagal mengenakan kimono furisode pada upacara datangnya hari kedewasaan mereka setelah kehilangan kontak dengan toko-toko yang dikelola oleh perusahaan tersebut.

Polisi menerima keluhan dari orang-orang yang seharusnya menyewa kimono atau menerima bantuan untuk mengenakannya dari perusahaan tersbut namun mereka tidak dapat menghubungi toko atau tidak ada seorang pun pegawai yang berada di sana.

Sekitar 300 wanita diyakini memiliki masalah karena perusahaan bernama Harenohi, yang didirikan pada bulan Oktober 2008. Wanita di Jepang secara tradisional memakai kimono furisode untuk upacara sekali seumur hidup pada usia 20 tahun yang dipegang oleh pemerintah kota di seluruh wilayah Jepang yang selalu diadakan pada hari Senin kedua bulan Januari.

Perusahaan Penyewaan Kimono di Jepang Membuat Ratusan Wanita Sakit Kepala
(image : Japan Today)

Menurut situs perusahaan itu, ia mengelola empat toko, tiga di Yokohama, Prefektur Kanagawa, dan dua lainnya di Hachioji, Tokyo, dan Tsukuba, Prefektur Ibaraki.

Miu Uchiyama, seorang mahasiswa yang menjadi korban, mengatakan bahwa dia harus meminjam kimono dari teman ibunya. "Saya menangis  seharian ... Saya tidak percaya ini terjadi pada upacara datangnya hari kedewasaan saya," ungkapnya.

Di Yokohama, sekitar 200 wanita sedang menunggu pegawai toko setempat untuk membantu mereka mengenakan kimono di sebuah hotel. Tapi tokonya sudah ditutup sejak hari Minggu tanpa kehadiran personelnya. Selain itu, di toko yang terletak di Hachioji pun tidak ada personel yang nampak pada hari Senin kemarin dan sekitar seratus wanita melaporkan ke polisi setempat mengenai situasinya, kata polisi.

Toko yang berada di Tsukuba tidak memberikan masalah kepada konsumennya, karena acara kedewasaan di Ibaraki dilaksanakan pada hari minggu dimana toko tersebut masih buka. Beberapa karyawan toko  di Fukuoka datang untuk membantu para konsumen di hari Senin lalu, namun mereka mengaku bahwa mereka tidak bisa menghubungi presiden direktur mereka sejak tahun baru.

(featured image : Tokiotours)