Berita Jepang | Japanesestation.com

53156_620Para pemuda Jepang sepertinya memiliki masalah psikologis serius terkait dengan ketertarikan terhadap lawan jenis. Terbukti mereka lebih menyukai hubungan virtual ketimbang berhubungan dengan pasangan sungguhan.

Apakah ini disebabkan kemajuan teknologi di Negara Matahari Terbit tersebut? Para pemuda Jepang sangat “melek” teknologi. Mereka banyak menggunakan aplikasi kencan di dunia maya. Tak heran jika mereka lebih memilih menjalin hubungan cinta dengan gadis fiktif ketimbang gadis sungguhan.

Alasan mereka jelas, para pemuda Jepang tidak ingin terikat pada pernikahan. Simpel, gadis fiktif tersebut tidak akan mungkin menuntut untuk dinikahi.

"Mengapa Anda ingin masuk dalam sebuah hubungan yang berantakan, seperti mengganggu hidupmu, sedangkan ada hubungan virtual yang membebaskan? Bukankah hubungan virtual lebih baik?" kata Roland, pemuda asal Jepang, seperti dilansir dari Dailymail, Rabu 21 Januari 2015.

"Aku tahu beberapa orang Jepang memanfaatkan kemajuan teknologi, baik situs kencan maupun pornografi, dan mereka lebih senang berhubungan dengan lawan jenis seperti itu tanpa melalui tantangan hubungan di dunia nyata", Roland melanjutkan.

Lantas bagaimana dengan pasangan yang sudah menikah? Peneliti dari Asosiasi Keluarga Berencana Jepang menemukan bahwa 49,3 persen pria dan 50,1 persen wanita tidak melakukan aktivitas seks dalam empat minggu.

Seks dalam pernikahan telah menurun. Seperlima pria mengatakan mereka terlalu lelah saat pulang kerja. Sedangkan wanita mengatakan hubungan seks hanya mengganggu aktivitas. Intinya, mereka terlalu lelah menyempatkan waktu untuk bercinta.

Ini tentu menjadi masalah di Jepang. Populasinya diperkirakan akan menurun sampai sepertiga dalam 50 tahun ke depan. Sebab, angka kelahiran di Negara Sakura ini menurun.

Jika para pemuda Jepang enggan menikah dan para pasangan menikah lelah untuk bercinta, jelas populasi di Jepang bakal terancam.