Berita Jepang | Japanesestation.com

Seorang pekerja di pabrik nuklir Fukushima, Jepang meninggal dunia pada hari Jumat setelah terkubur di bawah kerikil saat menggali selokan, mendorong operator untuk menangguhkan pembersihan untuk pemeriksaan keamanan.

Tokyo Electric Power Co mengatakan itu adalah pertama kalinya seorang buruh meninggal sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan dalam pabrik sejak bencana nuklir pada bulan Maret tahun 2011 dan yang terburuk di dunia sejak Chernobyl pada tahun 1986.

Pekerja Fukushima tewas dalam kecelakaan, pembersihan dihentikan sementara
Sebuah spanduk yang bertuliskan'' Fukushima'' ditempatkan di depan simbol bendera nasional Jepang raksasa untuk menandai peringatan tahun ketiga dari gempa bumi dan tsunami 11 Maret 2011, di Parlemen Eropa di Strasbourg, 11 Maret 2014.

Sebuah gempa bumi dan tsunami melanda pabrik yang terletak 200 km timur laut Tokyo, memicu kebocoran 3 buah nuklir, memaksa lebih dari 160.000 orang mengungsi dari kota-kota terdekat dan mengkontaminasi air, makanan dan udara.

"Dalam 3 tahun semenjak bencana, kita tidak pernah mengalami kejadian kematian pekerja akibat bekerja di dalam pabrik. Fakta bahwa kecelakaan serius itu telah terjadi adalah sangat disesalkan," ucap juru bicara Tepco yakni Masayuki Ono.

Sebagian besar pekerja di dalam pabrik adalah buruh kontrak yang disewa oleh beberapa lapisan perusahaan konstruksi. Sebuah penyelidikan dari Reuters pada tahun lalu menemukan pelanggaran tenaga kerja, di mana para pekerja mengatakan gaji mereka dipotong dan hanya ada sedikit pemeriksaan kondisi kerja di dalam pabrik.

Pada hari Jumat, Tepco tidak menyebut langsung nama majikan dari pekerja itu, namun mengatakan ia melaporkan ke Toso Fudosan Kanri Company, kontraktor tingkat pertama di bawah Tepco. Pekerja itu berusia sekitar 50 tahunan. Perusahaan menegaskan telah memperkerjakan pekerja itu melalui subkontraktor lain.

Tepco telah banyak dikritik karena penanganannya. Operator juga terganggu oleh karena serangkaian kebocoran air radioaktif dari tangki yang dibangun dengan terburu-buru di lokasi dan telah berulang kali berjanji untuk memperbaiki kondisi kerja.

Sebelumnya pada hari Jumat, Tepco mengatakan bahwa pekerjaan untuk menyingkirkan batang bahan bakar dari salah satu bangunan reaktor yang hancur sempat terhenti setelah seorang pekerja telah salah dalam penanganan derek raksasa, penundaan besar pertama untuk mengangkat 1.533 pasang batang bahan bakar.

Para pekerja mulai menggerakkan crane yang digunakan untuk mengangkat perangkat bahan bakar pada hari Rabu tanpa melepaskan rem tangan.