Berita Jepang | Japanesestation.com

Jepang saat ini masih mengalami kesulitan keuangan. Jumlah penjual makanan kaki lima khususnya saat jam istirahat--mulai jam 11 pagi hingga sekitar jam 2 siang--khususnya di Tokyo, semakin banyak.

kaki5 Tribunnews.com seminggu terakhir ini mengamati di beberapa tempat seperti daerah perkantoran di Toranomon. Hibiya dan Marunouchi, Tokyo. "Betul, semakin banyak tampaknya penjual bento. Saya telah 20 tahun berjualan seperti ini, tapi kini kelihatan banyak sekali bermunculan pedagang bento gerobak seperti saya juga," papar Takahashi si pedagang kepada Tribunnews.com, Jumat (30/5/2014) pagi. Sebuah gerobak berisi makanan bento, makanan dalam plastik berisi nasi dan lauk seperti ikan daging sayur, 20 tahun lalu masih dijual agak mahal sekitar 800 yen sebuah. Kini dengan sekitar 300 yen atau 400 yen kita sudah bisa menikmati bento tersebut. Sebagai perbandingan, di konbini seperti Seven Eleven harga bento sekitar 500 yen sampai 700 yen sebuah. Apa tidak rugi Pak? "Untung kami sangat tipis sekali. Sehari bisa jual sekitar 100 bento, tetapi untung sangat kecil. Yang penting kami bisa senang melayani banyak tamu umumnya karyawan kantor yang ada di sekitar sini. Dan juga kami hanya bisa bekerja seperti ini untuk hidup," paparnya tanpa mau menyebutkan angkanya. Tribunnews.com menduga keuntungan sebuah bento kotor hanya 100 yen maksimal dan keuntungan bersih mungkin hanya 30 yen maksimal per bento. Berarti dengan penjualan 100 bento bisa menerima 3000 yen bersih dan sebulan dengan misalnya 20 hari kerja setelah dipotong libur dan sebagainya, berarti penghasilan bersih 60.000 yen atau sekitar Rp 7 juta. Penjualan pinggir jalan ini sebenarnya dilarang. Belum lagi keluhan restoran setempat pasti komplain karena menjadi tidak laku. Tetapi dengan kenyataan semakin banyak pedagang kaki lima tersebut sebenarnya satu bukti nyata orang Jepang sudah mulai "tidak punya" uang. Penjual kaki lima bento dengan gerobak itu pun mulai banyak orang asing terutama orang Tiongkok. Orang Jepang yang punya uang umumnya tak akan membeli dari pinggir jalan dengan segala risiko karena tak tahu siapa yang menjual atau bagaimana membuat bento itu. Kalau sakit perut pun tak bisa komplain karena memang tak ada tokonya. Hanya gerobak berjalan yang menjajakan bento saja. Itulah Jepang saat ini, di tengah bangunan tinggi, tetapi mulai banyak berserakan di mana-mana pedagang kaki lima bento. Keadaan masyarakat seolah semakin miskin, di tengah kampanye Abenomics yang berusaha meningkatkan perekonomian Jepang dengan berbagai strategi barunya. Saat ini umumnya gaji di perkantoran tak berubah. Tetapi mulai 1 April 2014 PPN sudah naik dari 5 persen menjadi 8 persen dan tahun depan menjadi 10 persen. Mudah-mudahkan saja Jepang dapat keluar dari kesulitan dan tekanan ekonominya saat ini, terutama bagi masyarakatnya yang berada di rumput akar terbawah.