Berita Jepang | Japanesestation.com

Figur seorang Ninja masih melekat di negeri Jepang. Petarung ini disebut-sebut sebagai agen rahasia atau pembunuh bayaran, geraknya begitu cepat sehingga sering dianggap tak kasat mata oleh musuh.

Ksatria yang juga disebut Shinobi ini memang sering menghiasi layar kaca. Dengan pakaian serba hitam, ninja kerap kali jadi tokoh dalam sebuah film. Tapi jika berkesempatan terbang ke Jepang, manfaatkan waktu wisata untuk bertemu Ninja yang sebenarnya.

Sebuah desa kecil di barat Jepang bernama Akame, masih melestarikan sesi pelatihan Ninja. Rumah dilatari air terjun, melengkapi daya tarik petarung yang misterius ini. Akame diakses dua jam dengan kereta api dari Osaka, letaknya di distrik Iga, jauh dari jangkauan pusat politik. Ini merupakan satu dari dua provinsi utama pelatihan Ninja.

Ninja terkenal di Jepang sejak abad ke-15 dan ke-17 pada periode Sengoku. Ketika para pemimpin militer bersaing memperebutkan kekuasaan, Ninja bertugas sebagai pengumpul informasi dan pembunuh.

Di Akame, wisatawan akan disambut ramah oleh pelatih akademis Ninja. Tur kemudian lanjut ke Museum Ninja Iga di kaki bukit, juga kastil elegan yang dikenal sebagai White Phoenix di atas bukit.

Museum dibangun 50 tahun yang lalu untuk menampilkan sejarah penduduk ternama. Dekorasinya mengikuti rumah Ninja yang khas, lengkap dengan kamar tersembunyi dan jalan keluar rahasia agar mereka bisa menyusup dengan aman.

Museum menunjukkan atraksi Ninja lainnya seperti berlatih, berlayar, menggunakan bintang-bintang di malam hari sebagai senjata dan menggunakan kucing untuk mengidentifikasi waktu.

Tur akan menyisipkan pesan bahwa jadi Ninja sama sekali tidak mudah. Butuh disiplin tubuh dan pikiran agar menjadi Ninja yang berkualitas, mereka berlatih fisik di hutan, belajar membuat obat dan racun dari tanaman asli, berenang dan seni bela diri.

Yang tak kalah penting, mereka harus berlatih jadi siluman, seperti mencari cara menyusup ke dalam bangunan dan merayap di atas musuh tanpa terdengar.