Berita Jepang | Japanesestation.com

Putus cinta memang sakit. Jika selama ini selalu ada si dia yang menemani, mendengarkan cerita kita, dan menghibur kita, maka setelah putus, ketiadaan hadirnya si dia pasti menimbulkan kehampaan tersendiri di dalam hati. Berikut ini adalah hal yang menurut orang Jepang sebaiknya tidak kita lakukan jika sedang putus cinta, seperti yang dilansir dari ure.pia.co.jp.

Tetap menghubungi si dia

Setelah putus, tentu sulit untuk menerima kenyataan. Bahkan bisa jadi kita akan bingung, bagaimana menghabiskan waktu di akhir pekan, yang sebelumnya biasa kita luangkan untuk si dia. Mencoba menghabiskan waktu dengan teman pun, perasaan tetap bagaikan mendung berkepanjangan.

Di saat seperti ini, biasanya yang terpikir adalah untuk menghubungi si dia. Seringkali timbul godaan untuk menghubungi si dia, walau hanya dalam bentuk sebaris pesan, "Hai, apa kabar?"

Masalahnya, karena kalian sudah putus hubungan, belum tentu akan ada perkembangan baik apapun jika kalian menghubungi si dia. Misalnya, komunikasi dari kalian itu berbalas pun, kemungkinan besar, hal itu pun semata-mata hanya kebaikan hatinya saja. Jangan suka menyakiti diri sendiri!

Jadian dengan orang yang tidak kalian suka, sebagai pelarian

Meskipun kita merasa sedih setelah putus cinta, jadian dengan orang yang kita tidak suka hanya sebagai pelarian, hanya akan menimbulkan rasa sedih yang lebih dalam.

Berpacaran dengan orang yang kita tidak sukai hanya karena kesepian atau ingin selalu ada yang menemani, pada akhirnya hubungan tersebut tidak akan dapat berkembang selama kita belum bisa melupakan si dia.

Tidak perlu memaksakan diri menjalin hubungan dengan orang lain sampai harus mengacuhkan perasaan sendiri.

Terus mendengarkan lagu yang sering didengarkan pada waktu masih dengan si dia

Sewaktu masih jadian dengan si dia, tentu ada beberapa lagu yang sudah seperti lagu tema hubungan kalian. Tentu ada lagu-lagu yang berkesan di hati kalian di saat sedang pendekatan dengan si dia, saat dia menyatakan perasaannya, saat berkencan, dan lain sebagainya.

Jika kita tetap mendengarkan lagu-lagu tersebut setelah putus, maka kita hanya akan makin tenggelam di genangan kenangan indah masa lalu, dan malah akan semakin memperdalam luka kita.

Jika memang masih sulit untuk melupakan si dia, daripada berdiam diri dan mendengarkan lagu-lagu yang sama terus menerus, lebih baik mengarahkan stres kita ke arah yang lain dengan menggerakkan badan dan mengerjakan hal-hal baru.

Ikut kencan buta

Ada beberapa orang yang agar bisa segera melupakan si dia, lalu ikut bergabung dengan kencan buta. Namun, jika tujuan ikut acara seperti itu adalah untuk mencari pendamping, maka mungkin malah akan sulit mendapatkan yang tepat untuk kita.

Tidak apa jika kalian masih belum bisa melupakan si dia. Jika terlalu berharap langsung mendapat kisah cinta yang baru, malah hanya akan capek sendiri.

Yang terpenting adalah, jalani hidup dengan santai sampai kalian bisa melupakan si dia dengan alami. Jika ada ajakan kencan buta dari teman pun, mungkin lebih baik jika kalian tolak dahulu.

Mendekati mantan pacar sebagai pelarian

Mungkin sebelum berpacaran dengan si dia, sebelumnya kita sudah pernah beberapa kali berpacaran dengan orang lain, namun tidak bertahan lama dan akhirnya putus. Walau sekarang kita juga bahkan sudah putus dengan si dia, namun jangan berpikiran untuk mendekati lagi mantan pacar semata untuk menghibur diri kita.

Jika kita berpacaran lagi dengan orang yang sebelumnya sudah kita rasa bukan jodoh kita, kecil kemungkinan hubungan tersebut akan berkembang ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Misalnya dipaksakan untuk dijalani sekalipun, dalam waktu yang tidak lama, tentu akan mulai merasa bosan, dan kemudian kembali putus. Waktu yang terbuang sia-sia seperti ini sangat disayangkan.

Jika kita memaksakan diri dan melakukan hal-hal yang malah tidak bermanfaat, luka di hati kita mungkin malah akan semakin dalam. Jika luka hati karena putus cinta masih belum sembuh benar, tidak perlu memaksakan diri. Suatu saat, pertemuan yang baru pasti akan datang menghampiri!

(Featured image: ure.pia.co.jp)